JAKARTA (voa-islam.com)- Belakang yang terjadi dengan bendera dengan kalimat tauhid nampaknya tidak membuat umat percaya begitu saja bahwa pembakaran disebabkan karena identitas sebuah ormas. Rakyat malah “melawan” dan meyakini bahwa bendera yang dibakar adalah benar adanya bendera tauhid.
Bukan bendera milik ormas seperti yang dituduhkan.
Rakyat semakin cerdas dalam pilpres 2019 yad (yang akan datang, red), tolok ukurnya terlihat ketika ada dramatisasi bendera berlafaz kalimat syahadat di-framming sebagai bendera Hizbut Tahrir Indonesia, ternyata mayoritas rakyat khususnya kaum muslimin haqqul yaqn bendera yang dibakar adalah bendera tauhid,” demikian keyakinan MS Ka’ban di akuj Twitter pribadi miliknya belum lama ini.
Ia juga sempat menyinggung bagaimana sejarah, pengibaran bendera tauhid milik umat Islam pernah dilatarbelakangi oleh adanya laku yang tak adil (dari penjajahan) ketika itu. “Kibarkan terus bendera berlafaz kalimat syahadat, empiris menunjukkan berkibar bendera kalimat tauhid simbol perlawanan ketidakadilan penjajahan sedang melanda kaum muslimin.”
Bahkan, lanjut Ka’ban, ketika itu banyak berkibar di kerajaan dan organisasi Islam. “Sebelum NKRI terbentuk bendera berlafal syahadat banyak berkibar di istana para sultan dan ormas Islam, ketika Proklamasi kemerdekaan RI bendera Merah Putih berkibar, saat Merah Putih diganggu kalimat syahadat menjadi bentengnya. AllahuAkbar. Yuk bela NKRI.”
Belum lama ini bendera tauhid dibakar. Alasan pembakar ingin memuliakannya. Namun ribuan umat Islam tidak sependapat. Mereka (ribuan umat) lantas melakukan aksi, dengan nama Aksi Bela Tauhid. Setidaknya sudah dua kali pelaksanaan aksi Bela Tauhid ini dilangsungkan. Terakhir kemarin, Jumat. Umat Islam aksi dengan damai. (Robi/voa-islam.com)