JAKARTA (voa-islam.com)- Apa yang disampaikan oleh Prabowo Subianto tentang ojek online (ojol) itu betul. Ojol itu bukan lapangan kerja tujuan. Andai penerintah berhasil buka lapangan kerja, maka tak perlu orang memilih jadi ojol.
Intinya kesejahteaan dan lapangan kerja buat ojol ini harus dibuka agar lebih sejahtera. Kalian pikir jadi ojol itu enak? Ngga! Cape banget! Kejar target!” Demikian cuitan Ferdinand Hutahahean. Dia mengaku paham betul betapa kerasnya hidup belakangan ini.
Yang kaya siapa? Yang punya aplikasi ojolnya dan itu pendukung petahana.”
Ia bercerita, “Kemarin cetakan banner saya dikirim naik ojol dari Tangerang. Setelah sampai, saya tanya dia, gimana pendapatan jadi ojol? Dia bilang berat, Pak. Saya paham kata BERAT PAK yang disampaikan beliau. Raut wajahnya tampak cape. Meski dia sudah dibayar oleh percetakan, saya kasih duit lagi karena dia lelah.” Jadi ojol itu mulia, pekerja keras.
“Pertanyaannya adalah, benarkah jadi ojol itu menjadi tujuan pencari kerja utama atau karena tidak dapat lapangan kerja jadi ojol?” Ia yakin, andai lapangan kerja tersedia, ojol akan lebih memilih kerja yang lebih baik daripada ojol. “Coba kau survei bang ojol nya, tanya! Ada ngga dari mereka yang sejak awal bercita-cita ingin jadi ojol? Mengapa mereka ojol?”
Dengan pernyataan dan pengalamannya, ia pun berharap dan berdoa semoga lapangan kerja terbuka agar ojol bisa kerja sesuatu yang lebih pasti hasilnya.
(Robi/voa-islam.com)