JAKARTA (voa-islam.com)- Bagi para pendukung demokrasi diminta silahkan hadir di reuni 212 oleh pegiat media sosial, Mustafa Nahrawardaya. Alasannya, di antaranya karena (reuni 212) merupakan manivestasi dari demokrasi menyampaikan pendapat di depan umum, dan itu adalah sasaran di acara tersebut. Kedua, kata dia, warga umat Islam, yakni yang mereka menjadi dan memiliki kepedulian terhadap masalahnya.
“Oleh karena itu setelah mendukung demokrasi, yang kedua untuk umat Islam, yang memiliki kepentingan untuk mereka,” demikian katanya, kemarin (29/11/2018). Ketiga menurut dia adalah pendukung Sila Satu di Pancasila.
Jadi Ketuhanan Yang Maha Esa, di mana umat Islam dijamin menjalankan syariatnya, juga dilindungi oleh UU. Oleh karena itu bagi yang percaya silahkan hadir di tempat yang indah itu, di Monas untuk bersama-sama bersatu menggaungkan persataun dan kesatuan,” katanya lagi. Terakhir, lanjut dia, katakanlah reuni 212 itu cocok bagi lima kelompok.
“Pertama, kelompok Bapak-bapak. Kedua, Emak-emak. Ketiga, kelompok laki-laki. Keempat, kelompok perempuan. Kelima, kelompok milenial. Ini adalah sasaran untuk 212. Kenapa? Agar kelompok milenial dan empat kelompok tadi itu tidak setiap hari disebar ketakutan kelompok tertentu, termasuk petahana, yang seolah-olah kumpulan 212 itu adalah kumpulan daripada untuk menggulingkan negara, makar, itu tidak ada. Jauh sekali,” ia menjelaskan.
Oleh karena itu, ia mengajak lima kelompok di atas silahkan datang. Mendengarkan, seperti apa sih 212. “Mereka harus datang dan mendengarkan sendiri bahwa ini jauh dari sifat-sifat menggulingkan pemerintah, makar, apalagi untuk menumbang presiden, saya pikir tidak demikian,” ia menambahkan.
Sebab, kata dia, soal itu kita telah sepakat bahwa setiap lima tahun (dipilih), itulah demokrasi. Sehingga tidak mungkin menumbangkan di tengah jalan. “Kalaupun ingin menumbangkan, tanda petik, ya, di Pemilu. Tidak ada masalah itu. Dilindungi UU. Inilah yang kita sampaikan supaya masyarakat menjadi paham dan mahfum bahwa berkumpul itu biasa saja dengan menyampaikan visi dan misi, itu biasa saja,” katanya.
Tidak perlu takut. Pengusaha pun kaa dia tidak perlu pergi. Pun pelaku ekonomi tidak perlu takut. Insya Allah umat Islam itu bisa mengatur dirinya sendiri. “Rumput saja tidak diinjak, kok. Apalagi masyarakat, manusia, pasti dihargai. Jadi, walau saya bukan panitia, saya yakin semua baik dan tidak ada masalah,” tutupnya meyakinkan.
(Robi/voa-islam.com)