JAKARTA (voa-islam.com)- Bendera dengan kalimat tauhid nampaknya masih saja dianggap bermasalah oleh pihak-pihak tertentu, bahkan oleh oknum aparat sendiri. Hal ini sebagaimana yang diceritakan oleh salah satu peserta Milad Muhammadiyah beberapa waktu lalu di Sukoharjo.
Ketika dia menghadiri acara Milad tersebut, yang dihadiri oleh belasan ribu warga, ia dapati pengalaman yang dianggapnya lucu hingga sekarang, yakni topi dan kaos boleh bertuliskan tauhid, tetapi untuk bendera tidak demikian. Berikut penuturan Mustafa Nahrawaradaya, kemarin (29/11/2018), di Jakarta:
Seminggu saya lalu saya menghadiri Milad Muhammadiyah di Sukoharjo. Itu dihadiri 11 ribu warga. Lalu saya memakai topi tauhid. Lalu panitia juga memaki topi tauhid. Ada yang memakai kaos tauhid.
Di antara yang hadir, ada yang membawa bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid. Tiba-tiba ada oknum polisi memerintahkan untuk diturunkan. Lalu panitia itu bertanya kepada polisi itu:
“Kenapa gak boleh bendera tauhid dikibarkan?”
Lantas polisi itu menjawab, “Kalau bendera tidak boleh, Mas. Topi sama kaos tidak apa-apa.”
Lah, ini kan lucu. Apa bedanya bendera dengan topi? Ini fenomena yang pernah saya lihat di lapangan, bagaimana ini masih terjadi di kota-kota kecil. Kalau Jakarta, saya kira gak ada masalah. Tapi kota kecil di Jakarta itu, menebar ketakutan seperti ini. Masih terjadi oleh oknum-oknum. Ini lucu.
(Robi/voa-islam.com)