View Full Version
Sabtu, 01 Dec 2018

Kecerdasan Umat Islam ketika Dihalangi Datang ke Reuni 212 di Jakarta

JAKARTA (voa-islam.com)- Salah satu pemerhati media sosial megatakan, kalau ada masyarakat di daerah yang dihalangi untuk datang ke reuni 212 di Jakarta, maka kemudian jangan pernah salahkan masyarakat pada akhirnya menemukan jalannya sendiri. Sebab menurut dia tentunya masyarakat belaja dari apa yang terjadi.

Kalau dihambat-hambat, bis itu tidak boleh mengangkut peserta 212, maka mereka pelajari celahnya untuk itu. Saya sudah dengar banyak sekali mereka akan ke sini,” kata Mustafa Nahrawardaya, belum lama ini di Jakarta.

Misalkan, dia bercerita, ada yang lucu dari salah satu pemilik bis mengaku ke media, tidak ada peningkatan penyeweaan bis (untuk mengangkut). “Ini bagus. Dari Solo ke sini sepi. Dari Padang ke sini sepi. Artinya mereka itu belajar dari masa lalu,” tambahnya cerita.

Sekarang, lanjut dia, masyarakat sudah tahu bagaimana caranya untuk menyewa tanpa harus, misalnya diketahui atau secara administrasi PO tahu. “Umat Islam itu cerdas. Jadi tahu bagaimana mensiasatinya. Dan saya yakin bahwa polisi mayoritas muslim, nanti di akhirat akan ditanya: ‘Apa kontribusimu terhadap Islam?’

Kalau loloskan peserta ke Jakarta, itu kontribusi, maka itu bisa jadi. Misalnya saja. Insya Allah pahalanya besar,” masih kata Mustafa. Tapi hambatan saat ini menurut dia tidak sebesar hambatan di 2016. Lebih cair, katanya.

“Sebab mereka belajar: semakin ditekan-tekan, yang datang semakin besar. Semakin ditakut-takuti mereka semakin tertarik. Buktinya semakin ada konferensi pers di kantor polisi, yang teman-teman dari Timur mengancam akan membubarkan aksi 212. Malah ada yang menjawab, ‘Kemarin itu kami hanya 1-2 yang datang dari Makassar.’ Tapi gara-gara video ini, mereka akan kerahkan ribuan orang,” katanya. Jadi inilah yang ia sebut sebagai efek pantul.

“Jadi ketika mereka ancam kita, maka ini titik baliknya. Ini lebih besar,” tutupnya. (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version