JAKARTA (voa-islam.com)- Politisi Gerindra, Fadli Zon agak prihatin atas kasus hukum yang membelit musisi Ahmad Dhani. Meski dia menghormati proses hukum yang sedang berlangsung, namun ia mengingatkan salah satu sebab merosotnya peringkat demokrasi Indonesia adalah justru akibat penegakkan hukum yang tidak independen.
Kasus Ahmad Dhani jelas kemunduran demokrasi dan wujud penghinaan terhadap akal sehat. Ahmad Dhani adalah politisi @Gerindra, caleg DPR RI Gerindra nomor urut 2 di Jatim 1 (Surabaya dan Sidoarjo),” sesalnya, di akun Twitter pribadi miliknya, belum lama ini.
Ia, kata Fadli, juga merupakan anggota Badan Pemenangan Nasional, sehingga apa yang terjadi padanya jelas terkait dengan posisi politiknya. “Hukum jadi pelayan kekuasaan untuk meredam oposisi.”
Menurut data terbaru BPS (Badan Pusat Statistik), menurut Fadli, kita mengalami penurunan dalam hal kebebasan berkumpul dan berserikat, kebebasan berpendapat, partisipasi politik dalam pengambilan keputusan dan pengawasan, serta peran peradilan yang independen. Ini harus kita waspadai, katanya.
“Tahun lalu, menurut data The Economist Intelligence Unit (EIU), peringkat demokrasi kita anjlok 20 peringkat jika dibandingkan dengan tahun 2016. Jika tahun 2016 kita masih berada di peringkat 48, tahun lalu peringkat kita anjlok ke posisi 68.”
Dan peringkat demokrasi ini menurutnya bahkan lebih buruk dari Timor Leste yang secara global ada di urutan 43. “Ancaman terhadap kebebasan berpendapat ini memang terasa sekali, baik berupa ancaman kekerasan, persekusi, pelarangan diskusi dan ceramah, hingga upaya kriminalisasi terhadap mereka yang terbiasa kritis terhadap pemerintah.”
Alih-alih melindungi kebebasan berpendapat, kata Fadli, aparat malah seringkali melakukan hal sebaliknya. “Semua itu telah membuat kita kembali mundur dalam berdemokrasi.”
(Robi/voa-islam.com)