JAKARTA (voa-islam.com)- Aktivis senior, Andi Arief menyebut bahwa reuni 212 pada beberapa hari lalu adalah revolusi diam. Pisau bermata dua, bisa ke Pilpres 2019 bisa juga mengarah pada koreksi total.
Karena revolusi diam yang tanpa tuntutan, maka konsentrasi massa itu bukan yang terakhir. Pasti akan muncul tuntutan sejatinya entah kapan momentumnya,” demikian katanya, di akun Twitter pribadi miliknya.
Andi juga menyebut, bahwa setiap ada konsentrasi orang dalam jumlah besar dan damai, pasti akan punya dampak yang cukup lama. Bahkan menurut dia, yang tidak damai saja akan memiliki pengaruh.
“Jumlah orang yang berkumpul di 212 jauh di atas semua konsentrasi orang pada perubahan 1966, 1974, 1998. Bahkan jauh di atas revolusi Prancis, revolusi Bolshevik Rusia, protes gaji dan BBM di Prancis awal tahun 2000, pemberontakan Qwangju tahum 1980 di Korea. Lalu kita menutup mata?”
Reuni 212 tahun ini diperkirakan lebih banyak jumlahnya daripada tahun 2016. Salah satu indikasinya bisa jadi mulai banyaknya masyatakat yang mulai paham akan aksi ini.
(Robi/voa-islam.com)