JAKARTA (voa-islam.com)- GNPF Ulama, Panitia Reuni 212 dan ormas Islam menyatakan bahwa adanya “aksi” tidak diberitakannya acara pada hari Ahad lalu oleh media mainstream sebagai aroma keberpihakan kepada penguasa.
Bahwa aksi black out alias ‘pemboikotan’ beberapa media mainstream dan televisi, baik swasta maupun milik pemerintah, mereka jelas-jelas menunjukkan sikap tidak berimbang dan keberpihakan luar biasa kepada penguasa,” demikian pernyataan sikap yang dibacakan oleh Ketua GNPF Ulama, Yusuf Martak, Jumat (7/12/2018), di Tebet, Jakarta Selatan.
GNPF, Panitia, dan Ormas juga memandang bahwa dengan tindakan seperti pada poin 1 tersebut, sejatinya mereka telah melakukan ‘bunuh diri massal’ karena mengkhianati sejarah dan menyakiti umat Islam sebagai mayoritas penduduk sekaligus konsumen media. “Bahwa secara khusus kami menghaturkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada beberapa media: TV One yang telah secara profesional menyiarkan secara langsung dan porsi yang memadai atas Reuni Akbar Mujahid 212.
Republika dan Rakyat Merdeka On Line (RMOL), dan sejumlah media lain yang tidak mungkin kami sebutkan satu per satu, yang telah memberikan liputan secara proporsional terhadap Reuni Akbar Mujahid 212.”
Juga berterima kasih Kepada Gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan yang disebut telah mengizinkan acara Reuni 212 menggunakan area Monas. “Kepada semua aparat yang juga ikut berkerjasama dalam memantau ketertiban jalannya acara.”
(Robi/voa-islam.com)