JAKARTA (voa-islam.com)- Pernyataan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang mengaku jengkel ketika mendengar banyak ibu rumah tangga berteriak harga pangan saat ini mahal dikritisi keras oleh pendukung Prabowo-Sandi. Ucapan Moeldoko tersebut, misalnya dinilai sebagai pernyataan yang otoriter.
Otoriter sekali rezim ini. Ibu-ibu, emak-emak protes harga mahal kok malah dibilang tidak mandiri. Kok malah jengkel? Terus rakyat ini harus protes ke siapa kalau begini? Pemerintah tidak boleh diprotes? OTORITER. Semakin yakin, rezim ini harus diakhiri,” demikian cuitan Ferdinand Hutataean.
Selain Ferdinand, ada Mantan Ketum PP Pemuda Muhammadiyah yang mengkritisi ucapan Moeldoko tersebut. Dahnil menyebut ucapan tersebut sebagai bagian dari kemiskinan empati yang dimiliki oleh diri Moeldoko.
“https://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis/d-4341713/ibu-ibu-teriak-harga-pangan-mahal-moeldoko-jengkel-saya …Statement Pak Moeldoko ini miskin empati. Ibu-Ibu berteriak karena mereka menjadi korban utama dari mahal-mahalnya harga pangan,” kata Dahnil Anzar Simanjuntak di akun Twitter pribadi miliknya, Jumat (14/12/2018).
Berikut pernyataan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengaku jengkel ketika mendengar banyak ibu rumah tangga yang berteriak harga pangan saat ini mahal dikutip dari link cuitan Dahnil.
Menurut Moeldoko, ibu-ibu rumah tangga tersebut seharusnya bisa lebih mandiri untuk memenuhi kebutuhannya. Misalnya dengan menanam sayur-sayuran di rumah.
"Kalau ada ibu-ibu teriak harga mahal, jengkel saya. Mbok ya ambil 2-3 pohon (untuk ditanam di rumah)," kata dia dalam outlook Agribisnis 2019 di Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (13/12/2018). (Robi/voa-islam.com)