JAKARTA (voa-islam.com)- Wakil Ketua DPR RI RI, mengingatkan, bahwa 2021 Freeport itu akan selesai izinnya dan menurutnya dia tidak perlu ada negosiasi. Kalau mau negosiasi, kata dia, ulang minta 50 persen gratis.
Sekarang, setelah kita bayar pakai utang Freeport berlanjut 20 tahun lagi. Betul kata ekonom itu, ‘Namanya goblok!’. Maafkan,” demikian cuitannya dengan tagar Inalum Freeport.
Drama “merebut kedaulatan dari tangan asing” ini luar biasa membuat kita lupa bahwa skandal mengintip ketidakcermatan. Sehingga lebih baik ngutang membeli milik sendiri daripada menunggu ambil hak sendiri.
“BUMN kecil Inalum ini dapat uang dari mana? Utang besar ini dijamin siapa? Saham per 51 persen bernilai 56 triliun kata siapa? Padahal masa operasional tinggal 3 tahun. 3 tahun lagi nilainya 0 persen + rongsokan sekarang 100 persen bernilai lebih 100T? Ini transaksi diatur siapa?”
Fahri mengingatkan, status keuangan BUMN dalam konsep keuangan negara di Indonesia. Masih penuh interpretasi yang dilematis. Tidak gampang bagi Inalum disulap dan meminjam uang begitu besar tanpa jaminan negara. Maka ia bukan entitas bisnis murni.
Dari-dari banyak argumen yang sudah disampaikan orang sederhana saja. Kata para ekonom, ‘Ini kan barang sendiri, kok pakai dibeli? Mahal lagi.’ Belum lagi problem hukum dalam banyak UU yang dapat membuatnya jadi bahan sengketa.”
Ini saran saja, katanya. Terserah mau terima atau tidak. Ia mengingatkan akan adanya kasus #SkandalBankCentury di masa lalu. Pada saat keputusan terburu-buru diambil, ada saja pihak lain yang memanfaatkan situasi.
Niat ‘menguasai 51 persen’ terasa sangat mulia. Tapi mulia untuk siapa? Kita sebagai warga negara yang baik, memberi nasihat kepada presiden @jokowi dan kabinetnya bahwa suatu hari kesalahan hari ini akan dipersoalkan.
Dan sudah sering kita lihat akhir dari kebijakan yg salah di masa lalu. Terbongkar di masa depan.” Sebagai anggota pansus #SkandalBankCentury dan tahu betul modus orang-orang yang mengambil kesempatan dalam kesempitan.
Dalam kasus #InalumFreeport menurut dia pasti ada. Dan kasat mata. Karena kita tahu ini bukan transaksi biasa. Ini mega transaksi. Bisa jadi skandal raksasa. “Itu saja peringatan, kita belum tahu detil persoalan tapi resiko yang diambil presiden @jokowi akan ditanggung pemerintahan yang akan datang.
Ingat sekali lagi #SkandalBankCentury padahal yang menang adalah petahana toh pansus terbentuk dan skandal terbuka.”
(Robi/voa-islam.com)