View Full Version
Selasa, 25 Dec 2018

Indonesia Korban Provokasi Cina dan Barat

JAKARTA (voa-islam.com)- Ekonom Ichsanuddin Noorsy berpesan agar bangsa Indonesia tidak boleh sampai terprovokasi oleh Barat untuk membenci Cina. Di sisi lain, menurutnya kita juga tidak boleh terprovokasi oleh Cina membenci Barat. 

“Saya ingin katakan bahwa bangsa Indonesia dua dalam provokasi. Pertama, Barat memprovokasi kita ke Cina. Cina memprovokasi kita untuk membenci Barat. Ini kata kunci,” ucapnya, Senin (24/12/2018), di Jakarta.

Hal tersebut ia akui telah disampaikan pada April 2016 ke teman-temannya ketika Ahok dipersepsikan sebagai Gubernur non muslim yang berhadapan dengan kelompok muslim 17 media Asing menceritakan ini “Pertarungan Agama”. 

17, tidak 1 media asing. Saat itu saya menyauti dengan beberapa tokoh, dan saya tidak ingin diprovokasi oleh, menjadi perdebatan bagaimana non muslim melawan muslim, muslim diprovokasi melawan non muslim,” ujarnya.

Dan dalam konstruksi ekonomi ketika diacara KTT 20, dengan hati-hati ada pesan: jebakan Cina. “Apa Barat tidak (sama) kejam? Bahkan Barat lebih sadis. Menginjak-injak leher. Lebih sadis daripada Cina,” ceritanya.

Cina menurut dia sadisnya masih tenaga kerja. “Kita memulai ini, ‘Yuk kita mulai dengan pendekatan politik luar negeri bebas aktif.’ Bebas aktif di sini sesuai dengan sikap Hatta dan Soekarno,” pesannya kembali.

Artinya, kata dia, kita, bangsa Indonesia tentu tidak ingin diinjak-injak Barat, tapi kita juga tak ingin injak-injak Cina. Dua-duanya kita harus ambil sikap. 

“Gak ada cerita tuh namanya Barat. Dan gak ada cerita tuh namanya Cina,” katanya lagi. Dan ketika acara KTT di Papua Nugini, lanjutnya, dengan ada pesan hati-hati jebakan Cina, ia kemudian melihat media Asing dan media dalam negeri langsung memberitakan besar-besaran jebakan utang Cina. “Saya malah tersenyum goblok. Goblok luh, Barat ngejebak luh. Lu baru ngomong sekarang,” tegasnya.

Namun, dari itu semua, ada sebuah, katakanlah kesimpulan yang ia lihat itu sebagai Perang Ekonomi, hakikat dari Ekonomi Terbuka. (Robi/voa-islam.com)

 


latestnews

View Full Version