JAKARTA (voa-islam.com)- Bagi kalangan tentara, khususnya bila ada yang haus kuasa, bukan tak mungkin akan melakukan kudeta ke pemerintahan yang sah jika melihat peluang. Tetapi, tidak bagi Prabowo Subianto, ia lebih memilih jalur yang legal, demokratis, yakni mendirikan partai politik (parpol).
Pun dengan Susilo Bambang Yudhoyo (SBY), yang mendirikan partai Demokrat. Fahri Hamzah pun menyebut kedua jendral itu sebagai orang berjiwa ksatria.
Pak @SBYudhoyono dan pak @prabowo sama-sama mendirikan parpol dan membangun kekuatan dengan meminta mandat rakyat dan bukan kudeta. Ini yang saya maksud sebagai sikap ksatria,” demikian kacamatanya.
Daripada mereka kedua membangun kuasa tanpa mandat yang nyata, main belakang jadi dalang atas boneka, lanjutnya.
“Pak @SBYudhoyono dan Pak @prabowo bukan tidak punya beda. Tapi mereka tahu kalau kita berbeda itu malah bagus.”
Dan kalau beda hanya gaya, anak dan Bapak pun beda gaya. Demokrasi itu nampak dalam kemampuan kita mengelola perbedaan yang ada.
“Itu intinya. Demikianlah, sekedar mengingatkan kita tentang seorang putra bangsa yang masih ada di antara kita, semoga kita bisa mengambil pelajaran. Pak @SBYudhoyono pernah sukses bekerja, mari kita songsong sukses berikutnya.“
(Robi/voa-islam.com)