JOGJAKARTA (voa-islam.com) - Dua organisasi masyarakat islam terbesar di Indonesia, yakni Nahdhatul Ulama (NU) dan Muhamadiyah diajukan sebagai kandidat peraih Nobel Perdamaian oleh Guru Besar Antropologi Universitas Boston Amerika Serikat, Robert Hefner.
Kedua ormas islam tersebut dinilai telah berkontribusi menciptakan perdamaian dunia. Hal senada juga disampaikan Kepala Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian Universitas Gadjah Mada (PSKP UGM), Muhammad Najib Azca.
“Sangat layak sekali diberikan, dalam konteks ini mereka adalah sebagai respresentasi civil society islam di Indonesia,’’ kata Najib saat ditemui di kampus UGM, Rabu lalu, lansir Gatra.com.
Ia menceritakan proses pengusulan nama itu sudah muncul sejak tiga tahun terakhir ini. Hal itu didasari karena kondisi islam di dunia saat ini yang dituding sebagai tidak ramah, identik dengan kekerasan, serta saktarianisme dan terorisme.
"Muncul diskusrus untuk menominasikan NU dan Muhamadiyah memperoleh Nobel Perdamaian. Inisiatif ini muncul didasari kondisi wajah islam global itu negatif,’’ kata Najib.
Menurutnya disaat dunia melihat islam begitu jahat, justru NU dan Muhamadiyah mencerminkan wajah islam yang berbeda bagi masyarakat dunia. Keduanya menunjukkan Islam yang lebih damai demokratis.
“Islam Indonesia menarik karena bisa damai demokratik dan berkeadaban. Mereka berkontribusi besar untuk kepentingan demokrasi di Indonesia dan dunia,’’ papar Najib.[fq/voa-islam.com]