JAKARTA (voa-islam.com)- Kita sangat menyayangkan kebijakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Darmin Nasution yang terus membuka keran impor jagung untuk pakan ternak hingga pertengahan Maret 2019. Padahal kita ketahui bahwa kondisi dilapangan produksi jagung saat ini melimpah karena berbagai daerah sedang memasuki musim panen raya.
Seharusnya Menko Darmin turun ke daerah-daerah untuk mengetahui kondisi petani jagung kita. Gorontalo, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Sumatera serta hampir seluruh Indonesia akan menghadapi masa panen raya. ebaiknya Pemerintah jangan terlalu banyak bicara impor jagung. Impor itu diperlukan hanya sewaktu-waktu saja dan harus disadari kondisi produksi jagung Indonesia hingga saat ini sudah sangat tinggi
Jika volume impor masih di bawah 10 persen, produksi dalam negeri dapat disimpulkan sangat tinggi. Terbukti, pada 2019, impor jagung hanya 30 ribu ton, sementara produksi jagung 3 sampai 4 juta ton. Produksi di Gorontalo saja di Januari 2019 mencapai 300 ribu ton. Kemudian, produksi jagung secara nasional hingga Maret 2019 diperkirakan akan mencapai 3 sampai 4 juta ton.
Jangan sampai hasil kerja keras para petani kita diabaikan, demi segelintir orang yang menikmati keuntungan. Jadi sekali lagi kita tegaskan Menko Darmin harus turun ke lapangan, lihat fakta dan data di lapangan. Kami yakin dan optimis produksi jagung kita saat ini mencukupi kebutuhan.
*DPP Gerindra