JAKARTA (voa-islam.com)- Wakil Ketua DPR RI nampak tak menyengaja berpikir bahwa sebaiknya penegak hukum segera bertindak terkait isu Seracen yang dituduhkan kepada kelompok lain dan tidak terbukti itu telah mencoreng nama penegak hukum.
Sekarang ketua biang keroknya sudah ketahuan ya tangkap dong. #SaveAPH,” demikian cuitannya.
Dalam hingar bingar pertarungan politik ini, lanjut dia, yang paling harus kita jaga dan pertahankan adalah Aparat Penegah Hukum (APH). Jangan sampai mereka diseret masuk gelanggang dan ikut bertarung. Jangan mau dipuji oleh orang gila yang punya motif uang dibalik politik. “Ada kelompok, yang setiap hari memuji APH lalu menjejali keharusan advokasi kepada suatu kelompok yang kadang fiktif. Dan APH kita terseret memburu pepesan kosong.”
Dari luar lalu kita melihat, kok ada yang tidak adil dan tidak benar. Kita harus ingatkan. Biarlah kita mengambil risiko dianggap tidak mendukung APH kita daripada terlibat merusaknya. “Kecintaan kita pada APH adalah cinta mati. Karena kita tidak punya alternatif.”
Bangsa dengan APH tidak dihormati adalah bangsa diambang perang saudara. Kita gak mau. “Saya mohon maaf akan membuat kritik terus kepada penegak hukum jika nampak mulai terseret arus seperti dalam kasus #Seracen yang bahkan telah membawa presiden @jokowi bikin komentar seolah ada.”
Sekarang malah berbalik. Ada orang gila rupanya di sebelah sana, kata Fahri.
Orang gila menurut dia jangan dibiarkan berkeliaran, apalagi yang telah mengumumkan diri sebagai orang gila, dengan mengumumkan berita bohong yang dia ciptakan sendiri, bukan karena dibohongi orang. “Banyak yang beginian sepertinya dibiarkan, sementara seniman dan politisi kena buru.”
ia pun mengajak masyarakat mendukung penegak hukum kita untuk segera bergeser ke tengah. Hadirlah di tengah rakyat sendiri. Jangan hidup dalam fantasi yang dibuat orang lain. Mari luruskan yang nampak bengkok dan jangan takut berkata benar apapun resikonya.
“Ini jihad, jangan takut! #SaveAPH
Kita sayang polisi, kita cinta jaksa yang bersih dan lurus mandiri. Kita cinta hakim yang punya integritas dan tegak lurus sebagai wakil Tuhan di muka bumi.”
Tapi, caranya adalah dgn berkata benar bukan dgn memuji meski salah dan salah arah. Kita hrs ikhlas mencintai!
Apabila karena mencintai kita terluka, biarlah. Keikhlasan diuji di situ. Asalkan negara ini tetap ada bersama aparat yang dihormati dan dihargai.
Apa gunanya pesta hura-hura dibatas kematian jiwa bangsa berupa aparat negara yang culas dan berkhianat pada kebenaran sejati.
“Inilah yang diingatkan #BungKarno dulu, ‘Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Tapi perjuangan kalian akan lebih berat, karena melawan saudara sendiri’, itulah yang pernah dikatakan Ir. Soekarno, presiden pertama Kita. Bersabarlah bangsaku. Sekian.”
(Robi/voa-islam.com)