JAKARTA (voa-islam.com)- Pendiri Rujak Center for Urban Studies, Marco Kusumawijaya mengatakan bahwa salah satu akibat dari naiknya Dolar dan lemahnya Rupiah atas pembangunan karena bahan dasar untuk infrastruktur yang impor, juga karena kurang mawasnya terhadap lingkungan sekitar.
Jadi misalnya begini, Faisal Basri menyebut impor baja yang tiba-tiba meningkat. Itu menjadi salah satu menjadi penyebab naiknya dolar atau turunnya Rupiah," kutipnya yang disampaikan beberapa waktu lalu di Jakarta.
Ini sebetulnya menurut dia mudah sekali diperkirakan, karena kemampuan kita untuk mensuplai baja hanya 50 persen. Ketika pembangunan infrastruktur besar-besaran, siapa pun bisa menebak kebutuhan baja bisa meningkat.
"Yang saya heran atau menjadi pesan, ketika kita ingin membangun infrastruktur perlu atau tidak dipersilahkan didebatkan, tetapi memperhatikan, termasuk menurun para pedagang di jalur Pantura yang mestinya kita bisa perkirakan," demikian tambahnya.
Hal kedua yang ia rasa penting dari pembangunan infrastruktur harusnya tidak dilihat dari ruang kosong. Sebab ia berada di ruang sosial. Jangan membangun infrastruktur itu jalan hanya lihat lurus, tapi lihatlah kiri-kanan juga. Artinya pembangunan infrastruktur harusnya diintegrasikan dengan pembangunan wilayah," jelasnya.
Menurut dia, jika negara bangun jalan tanpa melihat kiri dan kanannya, yang terjadi adalah land value capture oleh swasta, pemodal, dengan korban rakyat. Padahal rakyat yang tadi tanahnya berada di jalan atau kiri dan kanan mestinya berhak juga meng-capture nilai meningkat karena adanya infrastruktur. Tapi karena itu tidak dilaksanakan dengan baik, maka kita melihat sekarang. Harusnya integrasi itu bukan saja dengan wilayah dan masyarakat sekitar itu, melainkan SDM dan lingkungan," terangnya.
(Robi/voa-islam.com)