JAKARTA (voa-islam.com)- Keadilan dalam pembangunan nampaknya masih menjadi hal yang perlu diperhatikan bagi capres yang nantinya maju sebagai pemenang. Jangan seperti sekarang, di mana dinilai oleh pengamat hal demikian nihil begitu saja.
Ada berpihak pada masyarakat untuk meningkatkan keadilan yang merata. Ini yang menurut saya kekurangannya. Jadi infrastruktur dilihat kayak berdiri sendiri," kata Pendiri Rujak Center for Urban Studies, Marco Kusumawijaya, beberapa waktu lalu.
Bahkan kata Marco sederhananya juga, jalan itu sebenarnya hanya dinikmati pemilik mobil, kalau angkutan umum tidak dikembangkan. Dan seharusnya itu bisa direncanakan.
"Jadi harusnya dibangun bersamaan (transportasi umum). Jadi sekali lagi, infrastruktur itu tidak berada di ruang kosong landscape," ia menambahkan.
Termasuk infrastruktur itu tidak berada di ruang kosong ekonomi. Tidak di ruang kosong sosial budaya. "Itu harus dibangun bersama-sama," sambungnya.
Ia pun berharap pemerintahan mendatang bisa perbaiki itu. Kita, dia merasa cukuplah memiliki pengalaman dan kegagalan-kegagalan di masa lalu. Kita punya cukup lembaga negara ini yang bisa melakukan kajian, yang entah mengapa: mandul.
"Presiden suruh bikini ini, bikin. Tiba-tiba kaget: 'Loh, orang kok pindah dari jalan tol ke jalan lain. Loh kok tiba-tiba tiket pesawat naik harganya'. Bahkan di dalam Jakarta pembangunan menyebabkan penggusuran," katanya lagi.
Dan sebetulnya kita ini menurutnya punya kewajiban dan kesempatan untuk pembangunan memanfaatkan infrastruktur menjadi transpormatif. Tantangan yang paling penting adalah tantangan lingkungan. Dan kita kata dia tidak bisa hanya membangun infrastruktur saja.
(Robi/voa-islam.com)