JAKARTA (voa-islam.com)- Salah satu politisi pendukung pasangan 02 meceritakan bagaimana pada akhirnya ada negara tetangga yang memanas paska kemenangan dia sebagai Presiden. Dasar sebab itu karena menurut ceritanya, ketika masih calon, ia berlaku tidak pantas demi mendapatkan kekuasaan.
“Tahun 2004 yang lalu, Capres sekaligus petahana di Filipina Arroyo di sebulan terakhir jelang pilpres diambang kekalahan melawan Fernando Poe. Arroyo gunakan segala cara dari mulai uang, polisi, tentara sampai membeli KPU Filipina,” Andi Arief bercerita di akun Twitter pribadi miliknya, Selasa (12/3/2019).
Arroyo pun menang tipis, tapi ketika itu Filipina membara 5 tahun. Rakyatnya marah.
Arroyo saat petahana pilpres 2004 Filipina bukan hanya mengecewakan rakyat namun sudah menjadi sansak kebencian separuh lebih rakyat karena culas.”
Arroyo masih dipercaya sebagian kecil rakyat karena dia dianggap cerdas dan mampu perbaiki ekonomi yang porak poranda di era estrada.
Arroyo pilpres Filipina 2004 terkena OTT rakyat menyuap KPU Filipina seminggu setelah ditetapkan menang dan dilantik. Namun culasnya Arroyo, dia berprinsip kecurangan yang diketahui belakangan tidak dapat membatalkan pelantkannya.
“Urusan yang dia hadapi adalah impeach parlemen.”
(Robi/voa-islam.com)