JAKARTA (voa-islam.com)- Di negara kita, Indonesia, kata Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah terasa betul bahwa kita tidak punya strategi narasi melawan Islamophobia. Itulah yang membuat kita lebih nampak ikut-ikutan narasi rasial itu ketimbang punya jawaban dan narasi kontra.
Paling tidak pemimpin INDONESIA kebanyakkan bingung. Ada juga yang berbisnis,” demikian cuitannya.
Islamophobia kata Fahri adalah industri yang merek dagangnya dibangun berabad-abad sehingga memiliki dasar berpikir dan strategi pemasaran yang kuat. Di Indonesia, cukup banyak doktor dan guru besar lahir dengan kajian yang memperkuat Islamophobia dan nyaris tak ada perawanan.
“Kemarin ada dua aksi teroris: Setelah bom Sibolga, lalu pembantaian di dua masjid Christchurch, kita menyaksikan respon dua kepala negara yang tak imbang. PM NewZealand menjadi trending.”
Indonesia tidak mengirim pesan yang berarti kepada rakyatnya apalagi kepada dunia.
“Apa yang terjadi di negeri ini? Kegamangan yang fatal.” Indonesia, negara muslim terbesar ini tidak punya ide sendiri tentang cara melawan Islamophobia. Jangankan, kata dia, membangun narasi tandingan, kita ikut-ikutan. Sebagian ikut berdagang. Sungguh menyedihkan.
(Robi/voa-islam.com)