JAKARTA (voa-islam.com)—Din Syamsuddin, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah meminta kepada warga Muhammadiyah tidak netral pada Pilpres 2019 mendatang.
Menurut Din, Pilpres sebagai sarana memilih pemimpin adalah tanggung jawab kebangsaan dan keagamaan sekaligus.Warga Muhammadiyah tidak baik jika tidak memilih (golput).
“Karena itu mencerminkan sikap tidak bertanggung jawab,” ucap Din dalam keterangannya, Selasa (19/3/2019).
Din melanjutkan, “Sikap netral mencerminkan keragu-raguan, ketakpastian, dan illiterasi politik, yang akan membawa kerugian.”
Muhammadiyah secara organisasi, jelas Din, seyogyanya tidak menentukan pilihan. “Tapi warga Muhammadiyah harus mempunyai pilihan. Pilihan tersebut boleh dinyatakan atau tidak dinyatakan,” ungkapnya.
Kemudian, Din menyarankan agar kelompok warga Muhammadiyah yang mendeklarasikan dukungan politik kepada calon tertentu, sebaiknya tidak membawa nama, lambang, atau hal yang dapat dipahami sebagai ciri khas Muhammadiyah.
“Terlalu mahal harga yang harus dibayar jika perilaku demikian membawa perpecahan dalam Muhammadiyah,” ujar Din.
Din menegaskan, dalam memilih camkan hadits Nabi Muhammad SAW, “Man lam yahtamma bi umuril Muslimin falaisa minhum. Barang siapa yang tidak mempedulikan urusan kaum Muslimin adalah bukan dari mereka/kaum Muslimin).
“Maka pilihlah paslon yang diyakini secara sejati (bukan basa basi, dan bukan karena motif politik sesaat jelang Pilpres) memperhatikan, memedulikan, dan membela kepentingan atau aspirasi umat Islam. Tentu tanpa merugikan kepentingan umat agama lain,” pesan Din.
“Saya pribadi tidak netral dan memilih dengan haqqul yaqin yang saya nilai perduli dan dapat membela aspirasi Muhammadiyah dan warga Muhammadiyah secara sungguh-sungguh dan berkeadilan dalam kerangka kebersamaan seluruh rakyat Indonesia. Pilihan itu tidak perlu saya ungkapkan karena saya tahu pasti warga Muhammadiyah cerdas sehingga Takfy lil ‘aqil al-isyarah, cukuplah bagi orang cerdas itu isyarat,” demikian Din menutup pernyataanya.* [Syaf/voa-islam.com]