View Full Version
Kamis, 21 Mar 2019

Solusi Kartu Jokowi Recehan dan Pergantian Rezim

JAKARTA (voa-islam.com)- Ekonom, Rizal Ramli menyebut bahwa rencana bagi-bagi kartu di pemerintahan Joko Widodo adalah solusi recehan, yang tidak menyelesaikan masalah secara komprehensif. Kata dia, bagaikan jualan permen lolypop, hanya pemanis yang menggiurkan, tetapi tidak mampu menyelesaikan kemunduran kita dalam pendidikan, kesehatan, lapangan kerja.

Bagaikan jualan permen lolypop, kartu-kartu itu hanya pemanis yang menggiurkan,” demikian cuitannya.

Apalagi kata dia pembiayaannya juga tidak jelas. “Tax ratio Indonesia terendah, 10-11 persen. Masa mau pinjam untuk pesta bagi-bagi kartu.”

Ia mengaku khawatir kalau pesta kartu ini hanya “permen lolypop” untuk memenangkan Jokowi kembali. 

Harusnya, misal kata Rizal, penyelesaian masalah pendidikan tidak bisa hanya dengan bagi-bagi kartu. Kualitas pendidikan yang rendah hanya bisa diperbaiki dengan penyederhanaan kurikulum, penghapusan Ujian Nasional, strategi kompetisi nasional, perbaikan kualitas guru. 

“UU Land Grant dan bebas pajak universitas.” Tapi bila ekonomi mandeg di 5 persen di 3 tahun terakhir, jangan mimpi lapangan kerja bertambah. 

Pemerintah baru harus mampu naikkan ekonomi rata-rata 8 persen. Berdasarkan track record, Jokowi tidak punya kemampuan dan sulit dipercaya bisa naikkan ekonomi ke  8 peren, karena kebijakan makronya super konservatif.

Kebudayaan Indonesia (seni musik, seni tari, seni lukis, patung, sastra dan lain-lainnya) terunggul di ASEAN. 

Selain itu, soal kebudayaan. Rizal menyebut bahwa Kebudayaan kita lebih hebat dan bervariasi dibanding negara-negara ASEAN. Negara-negara dengan kebudayaan yang unggul bisa membuat produk-produk yang dihasilkan bernilai tambah tinggi.

“Pres Widodo sudah membuat Bekraf, sayangnya hanya jadi ‘event organizer untuk yang kuasa’. Dan justru banyak kampanyekan kebudayaan Korea di RI.”

Di pemerintahan baru, harapnya, Bekraf harus menjadi ujung tombak sosialisasi kebudayaan Indonesia di luar negeri dan memacu kenaikkan nilai tambah.

(Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version