View Full Version
Ahad, 24 Mar 2019

Kekesalan Pengamat dan Sejarah Awal MRT

JAKARTA (voa-islam.com)- Aktivis dan pengamat perkotaan, Marco Kusumawijaya tampal kesal dengan pengakuan Joko Widodo terkait MRT yang diakui sebagai keputusan politik bersama Ahok. 

Saya terus terang mencapai puncak kejijikan karena pernyataan Joko Widodo @jokowi ini. Literel, hampir muntah,” demikian cuitannya, Sabtu (23/3/2019).

Menurut dia, adalah Fauzi Bowo yang merupakan salah satu saksi, bahwa pengakuan MRT oleh Jokowi baru-baru ini atau sejak ia bersama Ahok dapat terbantahkan.

“Malu dan mual telah salah pilih seorang pembohong akut dan berulang. MRT itu baru...masih banyak saksi hidup, termasuk Gub Fauzi Bowo!” sambungnya,ketika mengomentari berita di salah satu media dengan judul “Jokowi: MRT Keputusan Politik Saya dengan Ahok”.

Komentar dia pun dikomentari oleh salah satu netizen @cynicstoic dengan pertanyaan: “Maaf numpang nanya, pak marco, jadi yg betul proyek MRT berlanjut itu keputusan politik ex gubernur fauzi bowo?” 

Dijawab oleh Marco dengan sedikit detil bahwa era Fauzi Bowo sudah masuk tahapan pengkajian dan lainnya seperti penandatanganan kontrak.

“Fauzi Bowo memulai kajian, menanda tangani kontrak dg JICA, siapkan/revisi berbagai aturan yang perlu, membentuk PT MRT, meresmikan persiapan pembangunan.” 

Dari awal, kata Marco, dia siapkan itu sampai sekarang jadwalnya tepat, meskipun sempat tertunda karena jokowi masalahkan tarif. Kata Marco, sebagai gagasan, MRT itu sdh dimunculkan ketika Jakarta menyusun "masterplan" pertamanya di awal 1960an. 

“Ketika itu disebut Masterplan 1965-1985. Ada bantuan ahli dari PBB, termasuk seorang perencana dari Yugoslavia. Gagasan ditinggalkan karena "belum waktunya".

(Robi/voa-islam.com)

 


latestnews

View Full Version