JAKARTA (voa-islam.com)- Minggu tenang dan hari pencoblosan adalah hari warga negara. Pembelahan sudah selesai saat kampanye. Ajaklah rakyat untuk datang ke TPS sebagai warga negara yang pada dasarnya sama dan bersaudara.
Sisa perbedaan kita hari itu hanya ada di kotak suara,” Fahri Hamzah mengingatkan, di akun Twitter pribadi miliknya.
Dalam prinsip demokrasi, hari pemilu di seluruh dunia ditetapkan sebagai hari yang khusus. Agar pesta rakyat tidak dibebani kegiatan lainnya, ini hari silaturahmi.
“Itulah makna dari prinsip dalam pemilihan umum, yaitu LUBER JURDIL (langsung umum bebas rahasia jujur dan adil).”
Lalu, lanjut Fahri, prinsip rahasia dilaksanakan dengan tidak menunjukkan warna apa pun kecuali bahwa dalam bilik suara, bahwa kita akan memilih secara merdeka. Itu maknanya.
“Maka, mengajak orang berbaju putih adalah salah. Nanti akan ada kandidat lain yang meminta baju merah.”
Maka, apabila yang berbaju putih dan berbaju merah bertemu di TPS atau di jalan-jalan desa, jangankan warna itu menyatu menjadi sangsaka merah putih, justru perbedaan warna pada hari pencoblosan dapat menjadi sebab suasana yang tidak nyaman. Prinsip rahasia bisa terabaikan.
(Robi/voa-islam.com)