JAKARTA (voa-islam.com)- Andi Arief menyampaikan, dalam hal pidato, Jokowi membuat demarkasi antara kawan dan lawan. Memusuhi yang tidak segaris. Ini, kata dia, juga disinggung dalam surat SBY.
“Ini lebih berbahaya ketimbang kampanye model eksklusif,” cuitannya.
Masih dalam surat SBY, pemimpin yang gemar menghadap-hadapkan rakyatnya satu sama lain akan menjadi peminpin yang rapuh.
Menurut saya yang sudah menghadap-hadapkan antar rakyat adalah Pak Jokowi, Pak Luhut dan Pak Hendro. Cuma, dipoles dalam bentuk kampanye inklusif.”
Hanya model kampanye di Jakarta yang 02 agak eksklusif, lainya tidak. Namun di semua kampanye 01 pidatonya eksklusif dan menghadap-hadapkan rakyat. Pidato 02 justru Indonesia untuk semua. Kritik pedas 02 pada elit dan situasi ekonomi.
“Kalau Pak Jokowi menang, akan sulit melakukan rekonsiliasi. Karena dalam pikiran dan tindakan sudah menebar demarkasi. Kalau Pak Prabowo menang, akan lebih mudah menyatukan, karena beliau bukan bagian sentral dari konflik yang diciptakan rejim ini.”
(Robi/voa-islam.com)