JAKARTA (voa-islam.com)- Lembaa survei kini tengah disorot tajam. Selain soal hasil Quick Count (QC) paska Pemilu serentak 2019 misalnya, juga soal dari mana pembiayaan mereka sehingga bisa berjalan (melakukan survei).
Fahri Hamzah coba “mengupasnya”. Berikut pandangannya, yang ditulis di akun Twitter pribadi miliknya, baru-baru ini:
"Metode penelitian dan khususnya metode sampling itu ilmiah....karena itu tidak ada yang dogmatis....sains tidak mengenal kebenaran mutlak...kebenaran itu sementara dan berubah....karena itu, mari kita bantu kawan-kawan pollster ini dengan memikirkan metode pembiayaan yang benar.
Fungsi ganda pollster sebagai lembaga ilmiah yang independent dan sebagai tim sukses harus diakhiri. Saya tau ini bisnis mahal karena pengetahuan itu mahal tapi sebaiknya peran ganda diumumkan dari awal. Agar posisimu dalam pertarungan itu jelas. Penonton jangan tendang bola.
Ini ikhtiar manusiawi saja, kita semua ingin demokrasi kita matang. Caranya adalah menutup seluruh lubang dalam pertarungan ini. Jangan banyak wilayah abu-abu nanti kita cakar-cakaran dan bersengketa tidak ada ujung pangkal. Ayo lembaga survei berbenah. Akui ada masalah.
Waktu lembaga survey tertentu membuat kesimpulan survei, “calon A didukung kelompok radikal ingin mendirikan khalifah” ini pasti bukan survei yang kita maksud. Ini jangan diteruskan. Ini perintah uang tidak ilmiah. Ayo kawan2-kawan perbaiki niat. Kalau mau tarung umumkan."
(Robi/voa-islam.com)