View Full Version
Rabu, 24 Apr 2019

Rekonsiliasi Setelah Prabowo Dilantik sebagai Presiden

JAKARTA (voa-islam.com)- Wakil Ketua BPN, Priyo Budi Santoso merespon tidak terlaksananya pertemuan antara utusan Jokowi, dalam hal ini Luhut Binsar Panjaitan dengan Prabowo Subianto. Menurut dia, hal demikian sebetulnya akan terlaksana manakala Prabowo sudah dilantik menjadi Presiden RI periode 2019-2024.

Setelah nanti @prabowo dilantik sebagai Presiden RI akan segera melakukan rekonsiliasi nasional,” katanya, ketika mengomentari salah satu berita dengan judul: “Tim Jokowi Kecewa Kubu Prabowo Sulit Diajak Rekonsiliasi”, Selasa (23/4/2019), di akun Twitter pribadi miliknya.

Isi dari berita yang dikomentari oleh Priyo itu terkait pengakuan salah satu TKN Jokowi-Ma’ruf, yakni Eva Kusuma Sundari yang menyayangkan lantaran batalnya pertemuan antara Luhut dan Prabowo.

Berikut selengkapnya:

Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi) dan Ma’ruf Amin terus melakukan upaya rekonsiliasi pasca pemilihan presiden (pilpres) 2019. Namun, kubu pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno meminta wacana rekonsiliasi ditunda sampai hari raya lebaran pada Juni mendatang.

Penolakan upaya rekonsiliasi dalam waktu dekat ini lantas disayangkan oleh anggota TKN Jokowi-Ma’ruf, Eva Kusuma Sundari. Dia mengatakan, pihaknya keberatan jika alasan penundaan rekonsiliasi lantaran belum ada urgensinya.

“Ini agak mengkhawatirkan, ketika menolak diajak silahturahmi alasannya belum urgen. Tapi, faktanya di kubu Pak PS (Prabowo Subianto) malah justru melakukan hal-hal yang dapat menimbulkan konflik, malah memicu konflik,” kata Eva kepada JawaPos.com, Selasa (23/4).

Eva kemudian mencontohkan pernyataan Prabowo soal pasangan petahana pasti memenangkan kontestasi pilpres. Eva memandang, pernyataan Prabowo itu justru menyiratkan pesan kepada pendukungnya bahwa hasil pemilu patut dicurigai jika mereka kalah.

“Kalau nanti diumumkan dan tidak sesuai yang dipercayakan atau tidak sesuai dengan yang diucapkan oleh Pak PS, nanti masyarakat sudah kadung menganggap KPU curang dan sebagainya,” terangnya.

Kami akan mencoba untuk tidak menampilkan iklan itu lagi

Kami akan mencoba untuk tidak menampilkan iklan itu lagi

Selain itu, lanjut Eva, Prabowo beserta para pasukannya terus menggulirkan adanya people power. Menurut Eva, hal inilah yang membuat suasanya di masyarakat tak kunjung dingin.

“Jadi, sebetulnya (maksud dari) silahturahmi awal itu untuk pencegahan-pencegahan konflik,” terangnya.

Adapun Jokowi diketahui memang telah mengutus Luhut Binsar Pandjaitan untuk menemui Prabowo. Diutusnya Luhut, diharapkan akan dapat meredam tensi politik di antara kedua pendukung.

Sementara itu, Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi, Andre Rosiade kembali menegaskan, rekonsiliasi di antara kedua kubu tidak ada urgensinya. Sebab menurutnya, selama ini hubungan Jokowi dan Prabowo memang baik.

Kondisi masyarakat juga dinilai cenderung kondusif. Atas dasar itu, ia heran mengapa kubu 01 selalu meminta-pinta rekonsiliasi.

“Emang ada apa sih? Yang genting itu apa? Masyarakat asik-asik aja. Orang kerja di mana-mana. Tidak ada yang krisis kok, tidak ada suasana genting kok. Mungkin yang genting TKN kali. Yang khawatir TKN kali,” terangnya.

Di samping itu, pihaknya juga mengaku heran mengapa Luhut ngotot untuk bertemu Prabowo. Sebagai utusan Jokowi, menurut dia, seharusnya Luhut bisa berbicara dengan perwakilan Prabowo.

“Kalau Pak Luhut cukup ketemu Pak Fadli Zon atau ketemu Ahmad Muzani. Kalau Pak Jokowi mau ketemu Pak prabowo ya oke, fine, silahkan,” ucap Andre.

“Pak Jokowi kan punya nomor ajudan Pak Prabowo, kontak langsung aja. Kenapa harus ngutus orang? Kenapa harus mengutus pihak ketiga? Emang yang kandidat presiden Luhut?” pungkasnya.

(Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version