View Full Version
Kamis, 09 May 2019

Fasis dan Komunis di Negara Demokrasi

JAKARTA (voa-islam.com)- Politisi Ahamd Yani menyatakan bahwa di depan pintu istana banyak orang barbar. Tangannya berlumuran darah. 

Dari Talangsari hingga penembakan dan penghilangan menjelang reformasi, sampai pada almarhum Munir, mungkin juga mata Novel Baswedan,” cuitannya, belum lama ini.

Tangan mereka, kata Yani, dipenuhi darah pejuang demokrasi. “Sedang mereka memusuhi demokrasi.”

Di negara demokrasi, kata-kata diawasi, ada tim yang digaji oleh negara untuk merampas hak warga negara. Para cendekiawan, intelektual, ulama, akan diawasi kuliah dan tausiahnya, maka akan matilah pencerahan, hingga hilanglah akal sehat. 

“Yang hidup hanya sabda penguasa dan lantunan pujian dri penjilat istana. Para tiran berkuasa, hukum dikendalikan, menghukum siapa saja yang enggan memujinya.”

Di bawah kuasa fasis  hukum hanya untuk kelompoknya. Di bawah kuasa komunis, hukum untuk melayani penguasa.

Tetapi Kekuasaan besar yang dimiliki oleh para tiran, runtuh karena kezaliman mereka sendiri.

(Robi/voa-islam.com)

 


latestnews

View Full Version