JAKARTA (voa-islam.com)- Politisi senior Ahmad Yani mengatakan bahwa saat ini kita sedang menghadapi satu rezim yang tidak memiliki perikemanusiaan.
Dua gas elpiji menari di atas kematian dan duka. Kerugian kecil lebih tinggi nilainya dari delapan nyawa manusia,” demikian cuitannya.
Atas hal itu, kita, kata dia seperti tengaj menghadapi kengerian, menyaksikan kematian, lalu kematian itu "dikutuk" dengan dalil NKRI harga mati.
“Kita bernegara dengan komitmen menegakkan HAM sebagai fundamen kedaulatan rakyat. Setiap individu berharga, tidak bisa dirampas haknya dengan cara apa pun.”
Setelah komitmen itu dibuat, kita justru diambang totalitarianisme. Kekuasaan lebih penting dari rakyat. “Negara hanya mengakomodir kepentingan oligarki.”
(Robi/voa-islam.com)