JAKARTA (voa-islam.com)- Menjadi salah satu korban kekisruhan setelah massa aksi 21-22 Mei lalu meninggalkan gedung Bawaslu, lembaga Dompet Dhuafa tampaknya terus mendapat perhatian. Mulai dari dipertanyakannya mengapa hadir di sekitar Bawaslu hingga tudingan bahwa mendukung salah satu paslon.
Perhatian itu di antaranya datang dari kiai Cholil Nafis dari MUI Pusat. Beliau, dalam akun Twitter-nya misalnya menyatakan bahwa secara pribadi tidak setuju Dompet Dhuafa hadir di sana.
Menurut dia, kehadiran lembaga itu sarat akan kepentingan politik. Perhatian kiai Cholil pun mendapat respon dari Koordinator Jubir 02, Dahnil Anzar Simanjuntak, yang menyatakan bahwa pendapat pribadi kiai Cholil perlu dipertanyakan.
Pasalnya, kiai Cholil menurut Dahnil tampak menilai bahwa lembaga kemanusiaan seperti Dompet Dhuafa memiliki afiliasi ke paslon tertentu.
Berikut perbincangan hangat antara keduanya yang redaksi kutip dari akun Twitter masing-masing, Ahad (26/5/2019):
Cholil: Menurut saya pribadi, tak setuju Dompet Dhu’afa hadir di acara demo 22 Mei lalu itu krn sarat politik. Apapun alasannya pasti terkesan partisan. Dan, yg demo itu bukan para dhu’afa sbgmn nama lembaga itu maksudkan, apalagi itu resiko negara yg bisa dicover oleh uang pemerintah.
Dahnil: Pak Cholil, ternyata batas kemanusiaan itu menurut anda adl affirmasi politik? DD tdk pernah tny agama dan affirmasi politik petani kendeng dan petani karawang, meski jelas tuntutan mrk Jokowi berani berlaku adil dzn mengembalikan hak-hak tanah mrk kembali.
Cholil: Bung @Dahnilanzar, saya hanya ingin mengingatkan ttg nama dhu’afa itu sarat keimanan dan ke-Islaman bagi yg tak mampu. sejak dulu mendapat simpati publik krn perberdayaan umat. Sayang DD klo berubah orientasinya hanya demi kemanusiaan (atau politis) semata melupakan keimanannya.
(Robi/voa-islam.com)