JAKARTA (voa-islam.com)- Salah satu politisi mengaku akan tetap terus mengingatkan Jokowi atas adanya rasa pengekangan kemerdekaan masyarakat sipil, karena akan tiba pada satu titik yang kemudian melahirkan perlawanan, termasuk disana suspen terhasap akun-akun media sosial.
Kata Che, PENINDASAN ADALAH API REVOLUSI,” demikian Ferdinand Hutahaen mengingatkan dalam akun Twitter pribadi miliknya, Senin (27/5/2019).
Ia juga mengkritik pendukung Jokowi yang merasa orang lain tak boleh mengkritik Jokowi. “Jawabannya selalu bicara, LAE.., KAMI DI TIMUR MERASAKAN PEMBANGUNAN, RAKYAT MANA YANG TERTINDAS? Itulah mereka.”
Tapi berbanding terbalik ketika mereka ke pasar beli beras, teriak mahal, apa-apa mahal. Mereka menggerutu.
Negara ini, kata dia, dimerdekakan oleh para pendiri bangsa agar rakyatnya bebas dari penindasan penjajah. Bebas dari tekanan dan himpitan ekonomi.
“Dan sekarang harus ditindas lagi kebebasan rakyat, ekonominya jadi sulit, LANTAS APA BEDANYA TUAN PENERINTAH DENGAN PENJAJAH?”
Ia menyinggung ketika menghadapi kritik keras netizen yang kemudian telinga sudah tak sanggup dan harus menutup media sosial kaum oposan.
“Dimana kira-kira kebenaran kalimat tuan yang ingin menjadi presiden bagi semua rakyat? Yang harua ditutup itu telinga tuan, bukan media sosial. Atau adillah, makan kritik pun tiada.”
(Robi/voa-islam.com)