View Full Version
Rabu, 29 May 2019

Ferdinand Hutahaean Sebut Wacana Referendum Aceh Jangan Anggap Sepele

JAKARTA (voa-islam.com)—Wacana referendum Aceh yang disuarakan Ketua Umum Dewan Pusat Partai Aceh, Muzakir Manaf terus menggelinding. Wacana ini pun ditanggapi banyak pihak, termasuk politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean.

Dalam akun Twitternya, Ferdinand mengingatkan agar wacana referendum Aceh ini jangan dianggap sepele.

“Pernyataan REFERENDUM ACEH jangan dianggap sepele oleh pemerintah. Pernyataan ini akan memicu pernyataan sama dari daerah lain. Tunggu saja..!! Jangan tanya kenapa, jawabannya karena kalian REJIM PEMERINTAH PALING TAK ADIL,”demikian Ferdinand di akun twitternya @FerdinandHaean2, Selasa (28/5/2019).

Kemudian pada cuitan selanjutnya, Ferdinand menulis, “Sepertinya REFERENDUM akan jadi kata yang INDAH BAGAI DOA bagi beberapa daerah kedepan.Pemicunya, KETIDAK ADILAN.”

Beragam tanggapan disampaikan warganet atas postingan Ferdinand ini.

“Akhirnya nanti, satu persatu wilayah NKRI lepas dari untaian pulaunya. Berdiri sendiri seperti halnya kerajaan-kerajaan dahulu. Rakyat akan mencari saluran aspirasinya sendiri. Bagaikan air yng mengalir jika tersumbat, alamiah dia akan mencari jalannya sendiri,” tulis pemilik akun @Mekoesnadi.

 “Itu sdah ada di kitab kuno ramaln jawa seblm trunnya ratu adil...yg d mulai dri aceh ..kata kitab kuno,” tulis @Endisupriyadi83.

 “Intinya KEADILAN.. Selama TIDAK adil.. Hancur ini negeri.. Dan Rezim ini terang-terangan memamerkan ke-tidak-adil-an,” tulis @HaszbullahM.

“Tidak ada negara Demokrasi bisa berdiri tegak, jika tidak diikuti oleh HUKUM yang pantas dan adil,” tulis @Harput89.

Seperti diberitakan sebelumnya Muzakir Manaf atau karib disapa Mualem menyuarakan referendum Aceh. Pernyataan Mualem ini menanggapi kondisi Indonesia pasca Pilpres 2019.

Pernyataannya disampaikan dalam sambutannya pada peringatan Kesembilan Tahun (3 Juni 2010-3 Juni 2019), wafatnya Wali Neugara Aceh, Paduka Yang Mulia Tgk Muhammad Hasan Ditiro dan acara buka bersama di salah satu Gedung Amel Banda Aceh, Senin (27/5/2019) malam.

“Alhamudlillah, kita melihat saat ini, negara kita di Indonesia tak jelas soal keadilan dan demokrasi. Indonesia di ambang kehancuran dari sisi apa saja. Itu sebabnya, maaf Pak Pangdam, ke depan Aceh kita minta referendum saja,” begitu tegas Mualem yang disambut tepuk tangan dan yel-yel hidup Mualem.

Menurut Mualem, pihaknya sudah mengkaji dan melakukan instropeksi diri terhadap berbagai kelemahan dan kemajuan yang perlu diperbaiki pada masa mendatang. Berdasarkan pengalaman itulah menurut Mualem, Aceh harus melihat dan meretas jalannya sendiri di masa depan.

“Karena, sesuai dengan Indonesia, tercatat ada bahasa, rakyat dan daerah (wilayah). Karena itu dengan kerendahan hati, dan supaya tercium juga ke Jakarta. Hasrat rakyat dan Bangsa Aceh untuk berdiri di atas kaki sendiri,” ungkap Mualem yang kembali mendapat tepuk tangan dari kader PA dan mantan GAM yang hadir.

Mualem menilai, Indonesia tak lama lagi akan dijajah asing. “Kita tahu bahwa Indonesia, beberapa saat lagi akan dijajah oleh asing, itu yang kita khawatirkan. Karena itu, Aceh lebih baik mengikuti Timor Timur, kenapa Aceh tidak,” ujar Mualem.

Hadir saat itu Forkopimda Aceh (masing-masing diwakili) serta para Bupati dan Wali kota dari Partai Aceh, anggota DPRA Partai Aceh serta partai nasional.

“Dari pada kita dijajah orang lain, lebih baik kita (Aceh) berdiri di atas kaki sendiri. Mudah-mudahan, ini adalah satu usaha dan pemikiran bangsa Aceh saat ini. Mudah-mudahan dengan niat kita semua, lebih baik kita mengikuti Timor-Timur, Insya Allah,” tegas Mualem kembali yang disambut yel-yel hidup Mualem dan “merdeka”.*[Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version