JAKARTA (voa-islam.com)--Kesaksian menarik kembali tersaji dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi.
Salah seorang saksi yang dihadirkan Tim Hukum BPN Prabowo-Sandi, Hairul Anas, yang juga keponakan Mahfud MD, mengungkap adanya indikasi tidak netralnya aparat dalam Pilpres 2019.
Menurut Hairul, hal itu disampaikan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat menjadi pembicara dalam pelatihan saksi Jokowi-Maruf di Hotel El Royale Jakarta pada Februari lalu.
"Pak Gubernur Jateng saat itu menunjukkan data statistik, bahwa untuk memenangkan (Jokowi-Maruf), aparat sebaiknya tidak netral," ujar Hairul di hadapan Majelis Hakim.
"Beberapa kali disampaikan, 'kalau tidak netral buat apa'," imbuhnya menirukan yang disampaikan Ganjar.
Menurut Hairul, maksud netral dalam pernyataan Ganjar itu adalah bahwa pasangan Jokowi-Maruf mendapat sokongan dari aparat.
"Jadi ya kalau diartikan semacam, kita sudah di-back up aparat, ya harus confident, kita harus maju," jelasnya.
Sebelumnya, Hairul yang juga Caleg Partai Bulan Bintang (PBB) itu juga mengungkap adanya materi bertemakan 'Kecurangan Bagian Dari Demokrasi' dalam pelatihan itu.
Menurut Hairul, materi itu disampaikan oleh Wakil Ketua TKN Jokowi-Maruf, Moeldoko pada pelatihan yang sama.*
Sumber: Rmol.id