View Full Version
Selasa, 25 Jun 2019

Protes Harga Anjlok, Peternak di Berbagai Daerah Akan Bagikan Ayam Gratis

SEMARANG (voa-islam.com)—Harga ayam ras di berbagai daerah anjlok. Sebagai bentuk protes, para peternak ayam di Jawa Tengah dan Yogyakarta akan membagikan gratis ayam-ayam mereka kepada masyarakat.

Di Semarang, Jawa Tengah, para peternak berniat membagi-bagikan ayam secara gratis, Rabu (26/6/2019) mulai pukul 08.00 WIB. Mereka akan membagi-bagikan ayam di tujuh lokasi yang tersebar di Kota Semarang, mulai dari Kramas Jl. Mulawarman, Tembalang, hingga Pasar Pedurungan.

“Kita sudah merugi sampai 10 bulan, kira-kira sejak September sampai hari ini. Kerugian ditafsir mencapai Rp240 juta-Rp10 miliar,” ujar Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia Jateng, Parjuni, kepada wartawan di Semarang, Selasa (25/6/2019) siang.

Sementara di Solo, sebanyak 10.000 ekor ayam hidup akan dibagikan secara gratis kepada masyarakat di lima kecamatan di Solo, Jawa Tengah, Rabu (26/6/2019). Kelima kecamata tersebut yakni, Banjarsari sebanyak 2.000 ekor, Laweyan sebanyak 1.500 ekor, Pasar Kliwon sebanyak 1.500 ekor, Jebres sebanyak 1.500 ekor, dan Serengan sebanyak 1.500 ekor. Sedang sisanya akan dibagikan di Klaten.

Tak ketinggalan, pembagian ayam gratis juga bakal dilakukan di Yogyakarta. Asosiasi Peternak Ayam Yogyakarta (Apayo) akan membagikan 5.000 ekor ayam gratis kepada masyarakat. Rencananya pembagian ayam gratis akan dilakukan Rabu (26/6/2019).

"Ayam di kandang kami berlebih, sedangkan pedagang di pasar tetap ambil sesuai kebutuhan. Mereka tetap jual dengan harga seperti biasa, sedangkan kami harganya anjlok," kata Parjuni.

"Jadi sudah parah sekali harga ayam ini. Hari ini di lapangan itu hanya Rp 8.000-Rp 9.000 per kilogram," tambahnya.

Parjuni mengatakan kerugian dialami peternak akibat berlebihnya stok ayam pedaging di pasaran atau oversupply. Padahal, pihaknya sudah berupaya mengingatkan Kementerian Pertanian (Kementan) terkait bahaya oversupply ayam boiler di tengah masyarakat.

Namun, ia mengklaim peringatan itu tak digubris Kementan. Hal itu pun membuat kelebihan pasokan semakin tidak terkendali karena hasil produksi di tingkat peternak banyak yang tak terserap pasar.

"Misal kebutuhan [pasar] 10 ekor, tapi masih ada stok 15 ekor dari peternak. Akhirnya kan berlebihan. Pas panen jadi tak terserap. Ini gara-gara tim ahli dari Kementan keliru menentukan kebijakan pasar. Saat meninjau pasar, mereka malah menyebut tidak ada oversupply. Jelas mereka salah,” ujarnya.* [Dbs/Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version