View Full Version
Rabu, 26 Jun 2019

PBNU Singgung Rohis, LDK, Gema Pembebasan sebagai Alur Radikalisme dan Intoleransi

JAKARTA (voa-islam.com)--Wakil Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Mujib Qulyubi menyinggung soal alur radikalisme sejak dari Sekolah Menegah Atas (SMA) hingga ke BUMN.

Menurut Mujib, ekstrakurikuler Rohani Islam (Islam) terkategori sebagai benih gerakan radikal dan intoleran. Ia menganalogikan sebagai penyakit kanker stadium 1.

"Saya ibaratkan begitu, tetapi stadium 1 itu ada di gerakan rohis (Rohani Islam), stadium 4 ini kalau sudah masuk di BUMN," kata Mujib dalam diskusi Mendorong Pandangan dan Gerakan Keagamaan Moderat ke Gelanggang Kampus" di Hotel Sofyan, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa, 25 Juni 2019 seperti dikutip dari Tempo.co.

Kemudian, alumni Rohis ini dipersiapkan untuk bisa memasuki universitas tertentu. Saat di kampus akan ikut dan aktif dalam Gema Pembebasan yang merupakan organisasi sayap HTI. Juga Lembaga Dakwah Kampus (LDK). Selanjutnya itu bakal tersebar ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Dikatakan Mujib, pemerintah harus berani mengikuti langkah Mesir yang telah lebih dulu melarang referensi yang terkait dengan HTI. Kalau berdasarkan pernyataan Menteri Ryamizard Ryacudu yang menyebutkan telah tiga persen anggota TNI terpapar radikalisme tentu kondisinya sudah membahayakan. 

"HTI  bisa dilarang tapi ternyata Gema Pembahasan masih terus berjalan, masuknya di sisi pengkaderan itu masukkan dari SMA."

Dia juga meminta mewaspadai pesantren ad hoc yang menyewa kontrakan di sekitar kampus untuk dijadikan tempat penyebaran paham radikalisme. Desainnya jelas, yakni alumni Rohis SMA dicarikan kampus seperti UGM, ITB, IPB dan kampus negeri lainnya. 

"Bahkan kalau sudah lulus, kalau mereka mau bekerja. sudah disiapkan BUMN-nya. Hampir 50 masjid BUMN terindikasi terpapar radikalisme. Saya rasa itu juga sudah menjadi kendala kita."* [Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version