JAKARTA (voa-islam.com)- Oposisi adalah bagian dari cinta NKRI. Karena yang di dalam maupun di luar pemerintahan sama-sama mempunyai niat konstruktif yang sama untuk membangun negeri.
“Kami ingin membangun dan menjaga sebagai #OposisiKritis,” politisi PKS Mardani Ali Sera tampak menegaskan di akun Twitter-nya, Ahad.
Menurut dia, oposisi kritis merupakan bentuk lain cinta negeri. Karena tanpa mengkritisi maka sama saja pembiaran.
“Tak ada kebaikan dalam pembiaran yang mengakibatkan segala sesuatu menjadi berlebihan. Yang baik didukung, yang kurang baik kita kritisi, yang buruk kita tolak.”
Kata dia, kelompok oposisi (Partai maupun rakyat) sebagai penyeimbang atas kekuasaan, melakukan pengawasan dan pengawalan agar pemerintahan berjalan sesuai koridor dan tidak sewenang-wenang. “Dunia politik selalu bergerak dinamis dan berputar. Tidak ada kepastian atas dominasi penguasa, karena bisa berubah setiap pemilu. Oposisi hari ini bisa menjadi peguasa di hari lain.”
Namun begitu, tetaplah rakyat yang menentukan, pihak yang akan diserahkan mandat kekuasaan pada suatu periode tertentu, di Indonesia selalu berubah-ubah, demikian di negara lain. Rakyat juga bisa menjaga dan mengawal dalam oposisi, jumlahnya periode ini 68 Juta pemilih.
Dan tentu saja jumlah rakyat yang "oposisi" bisa saja berubah dari angka 68 juta, hal tersebut itu bergantung pada situasi dan kondisi psikologis serta kebijakan pemerintah. Oposisi Kritis merupakan karakteristik khas dalam demokrasi yang sehat, itu menjadi tanda Indonesia semakin dewasa berpolitik. Ada Partai beroposisi bersama rakyat beroposisi dalam rangka menjaga NKRI.
Tidak ada oposisi permanen dalam satu periode, karena pihak yang #OposisiKritis dengan Penguasa akan banyak berbeda pendapat di banyak hal, tapi bisa membangun kerjasama di hal yang lain untuk kepentingan rakyat.”
Dalam prakteknya Oposisi Kritis menurutnya akan mendahulukan kepentingan publik dan bukan kepentingan sempit kelompok, setiap kontranya akan memperoleh respon pemerintah untuk dikaji bersama. Sudah mulai terbangun Oposisi Rakyat, sehingga meskipun hanya 1 atau 2 partai yang beroposisi, akan mempunyai dukungan yang kuat, yang saling mengisi untuk kritis dan menjaga negeri.
“Pengawasan, Audit, Mempertanyakan, Supervisi, Pengendalian, Evaluasi, Pemeriksa, Oposisi, adalah jenis pekerjaan mulia dalam pembangunan dan menjaga negeri, yang utama adalah konstruktif.”
Mardani mengingatkan agar jangan menyepelekan dukungan rakyat. Beroposisi dengan berani membela kepentingan rakyat, sekecil apa pun jumlah kursi di parlemen akan menjadi besar dengan dukungan rakyat.
“Jangan berhenti tuk mencintai negeri meskipun di luar pemerintahan. Dukungan rakyat bisa membuat oposisi makin kuat, akan semakin kuat jika bisa membuktikan diri bersih dan cerdas. #OposisiKritis.”
(Robi/voa-islam.com)