TERNATE (voa-islam.com) - Konferensi Daerah DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Maluku Utara yang digelar bersamaan dengan Konferensi Cabang (Konfercab) PDIP 10 kabupaten/kota berlangsung di Ternate, Senin 1 Juli 2019, diwarnai kericuhan.
Awal mula kericuhan adalah saat DPC Kabupaten Halmahera Barat, yang diusulkan PAC daerah itu adalah Julice Baura, tetapi yang dibacakan adalah Bupati Halmahera Barat Dany Missy, sedangkan DPC Kabupaten Halmahera Utara yang diusulkan PAC adalah Joel Wagono, tetapi yang dibacakan Dr Jun.
Saat itu, sejumlah pengurus DPC PDIP Halmahera Barat di antaranya Namto Roba bersama pengurus lainnya memprotes nama Bupati Halmahera Barat Dani Missy yang dianggap sebagai orang tidak berjasa untuk PDIP, sehingga Konferda mengalami ricuh.
Khusus kericuhan untuk DPC PDIP Halmahera Barat, bisa diatasi setelah adanya kompromi antara Dani Missy dengan Juliche Baura, sedangkan DPC DPC Halmahera Utara dan Halmahera Tengah hingga Senin Sore ada tanda-tanda penyelesaian.
Kericuhan itu dipicu adanya protes dari sejumlah pengurus DPC PDIP yakni dari DPC Kabupaten Halmahera Utara, Halmahera Tengah dan Halmahera Barat karena hilangnya nama yang diusulkan sebagai ketua oleh Pengurus Anak Cabang (PAC) setempat.
Untuk DPC Kabupaten Halmahera Tengah misalnya, sebanyak 10 PAC pengurus kecamatan di kabupaten itu mengusulkan Mutiara Al Yasin Ali sebagai ketua, tetapi saat dibacakan pada pembukaan konferensi, nama Mutiara Al Yasin Ali hilang dan digantikan Kabir Kahar.
Ketua DPD PDIP Malut, Muhammad Sinen menyatakan, kericuhan antar-sesama kader PDIP dalam arena Konferda adalah sebuah dinamika dan itu merupakan sesuatu yang biasa dalam sebuah organisasi politik.
"Kericuhan tersebut akan diselesaikan secara baik, sehingga pelaksanaan Konferda dan Konfercab untuk memilih pengurus DPD PDIP Malut dan DPC PDIP 10 kabupaten/kota bisa berjalan sesuai jadwal," kata Sinen seperti dilansir kantor berita ANTARA. [antara/fq/voa-islam.com]