JAKARTA (voa-islam.com) - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin mengatakan bisa tampil beda setelah resmi dilantik sebagai wakil presiden 2019-2024. Ia menyatakan siap jika harus melepas sarungnya dan memakai celana saat bertugas.
"Jika harus pakai celana juga bisa, siap, jadi pakai apa saja siap," katanya saat menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, 4 Juli 2019. Pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih akan dilakukan pada 20 Oktober mendatang.
Ma'ruf bercerita ia sebenarnya merasa nyaman dengan gaya berpakaian khasnya, yakni baju koko, jas, kopiah, dan kain sarung. Namun, jika gayanya itu ternyata dilarang oleh peraturan pakaian resmi maka ia siap melepasnya.
"Sampai hari ini saya masih pakai sarung sebelum dilarang," ucapnya.
Lewat akun Instagram, Ma'ruf menjelaskan alasannya selalu mengenakan sarung. Ia menilai sarung merupakan kain kebanggaan dan warisan budaya yang begitu bernilai. Menurut dia, sarung mencerminkan keragaman Nusantara. Pakaian khas ini bisa ditemukan di hampir semua pulau di Indonesia.
Adapun model atau coraknya mengikuti budaya-budaya etnis dan suku di Indonesia. Hal ini, kata dia, menjadi bukti kayanya sejarah dan tradisi kita. "Mengenakannya sama dengan melestarikan jati diri kita," kata Ma'ruf lewat akun Instagram @khmarufamin_.[tempo/fq/voa-islam.com]