JAKARTA (voa-islam.com)- Tanda-tanda semakin jelas. Elite-elite Poros III semakin nyata gerakannya. Delegitimasi Prabowo-Sandi. Rekrutan aktifis, Ex BPN, Timses Prabowo-Sandi dan para petualang jalanan. In short; para penghianat. Jalur konstitusi tertutup pasca MK. No other way; beyond konstitusi. In common parlance: Chaoz.
Mereka berharap ekonomi ambruk. CIA Involvement. Ulang Modus menjatuhkan Pa Harto. Tragedi Mei 98. Sehingga figur baru dan Poros III bisa berkuasa. Indonesia akan dipimpin oleh penghianat baru. Orang baik dan lurus seperti Pa Prabowo distigma sebagai "Jenderal Kardus".
Mastermind Poros III sudah main sejak kerusuhan 21-22 Mei. Berharap Pa Prabowo dan Partai Gerindra ditangkap sebagai "Dalang Kerusuhan". Melemahkan Rezim Jokowi sekaligus membangkitkan kemarahan pengikut 02.
Pak Prabowo disandera. Sebelum 21-22 Mei, pengikutnya ditangkap dengan tuduhan makar. Pasca Clash, 400 orang ditangkap. Prabowo pasang badan. Tenggelam bersama rakyat. Seruan "Jangan Datang ke MK" dirilis.
Seratusan tahanan dan pengikut Pa Prabowo dilepas dari Penjara Polda. Dijamin oleh DR. Sufmi Dasco Ahmad SH.MH. Atas instruksi Prabowo.
Tersisa Eggi Sujana. Poros Avonturir ngarang cerita. Eggi Sujana tidak dibebaskan karena tolak deal tunduk kepada Jokowi. Eehh Ngga lama kemudian, tau-tau Eggi Sujana dikeluarkan dengan Jaminan Bang Dasco.
Poros III mengail dalam keruh. Sikat sana, sikat sini. Pa Prabowo pasang badan demi pengikut 02 malah difitnah main mata dengan Jokowi. Poros III masi menggeliat. Kapitalisasi emosi, amarah, dan idealisme banyak orang.
Jebakan perangkap narasi ditebar. Pa Prabowo jangan begini dan begitu. Ngajarin Partai Gerindra beroposisi. Mereka lupa Partai Gerindra adalah Partai Oposisi selama 10 tahun.
Poros III menggiring perdebatan recehan. Tidak substansial. Olah amarah massa. Supaya pikiran rakyat keruh. Sehingga mudah dikadalin. Sehingga tercipta distrust terhadap Pa Prabowo.
Pelantikan tiga bulan lagi. Mereka sengaja produksi kegaduhan. Fait accompli Pa Prabowo dan Bang Sandi. Jangan datang, Jangan Silahturahmi dan "Kami Oposisi" jadi hastag. Seolah-olah mereka lebih tau dan jago. Padahal mengeluarkan satu pejuang dari Penjara Polda saja ngga mampu.
Perdebatan mestinya dalam kerangka taktis politis. Pembahasan kalkulasi paling realistis dan rasional seputar oposisi atau terima tawaran Jokowi masuk kabinet. Pijakan tetap pada itikad membangun negeri.
Banyak faksi di orbit Jokowi. Masuknya Gerbong Ultra Konservatis Kanan Kyai Ma’ruf amin tambah beban tersendiri
Ada banyak rahasia. Pa Prabowo milih pecah dalam perut. Jaga nama baik banyak orang. Tapi Mereka diam saat Pa Prabowo diserang fitnah.
Ngga ada pemimpin sebaik hati Pa Prabowo. Dan saya tegak lurus patuh instruksi apa pun yang dirilis Pa Prabowo-Sandi.
Apakah itu oposisi atau masuk kabinet, silahturahmi atau tolak datang ke pelantikan Jokowi, rekonsiliasi atau permanent animocity. Karena mereka lebih tau yang terbaik.
THE END.
*Itulis oleh Zeng Wei Jian dan diposting Andre Rosiade di akun Twitter pribadinya