View Full Version
Ahad, 07 Jul 2019

Jokowi Diminta Tidak lagi Lakukan Pencitraan atau Basa-basi Hadapi Persoalan Bangsa

JAKARTA (voa-islam.com)- Aktivis dan pengamat dari sebuah perkumpulan/pergerakan meminta agar pemerintahan Joko Widodo tidak lagi melakukan pencitraan untuk “menutupi” hal-hal yang dianggap serius untuk negara, salah satu di antaranya adalah soal Freeport.

“Sekali lagi kami menghimbau pemerintah untuk serius dalam kebijakan negosiasai dengan Freeport. Sudah cukup era pencitraan basa-basi. Bangsa ini butuh kepastian kebijakan dan tidak butuh basa-basi atau opini Politik,” pinta Ferdinand Hutahean dari Rumah Amanah Rakyat, Kamis (6/07/2017).

Sebelumnya Ferdinand juga mengomentari bahwa kabar perpanjangan Freeport tetapi seolah Jokowi bertindak tegas di tengah harap-harap cemas rakyat. “Ditambah sederet pernyataan Presiden yang seolah gagah perkasa menekan dan mengontrol Freeport bahwa tidak akan perpanjangan Kontrak. Alhasil rakyat tersihir dan terbius oleh propaganda indah sang Presiden terpilih saat itu.”

Sebelum kabar perpanjangan kontrak, sempat pula dalam pembahasan Freeport, yakni smelter menjadi bahan perbincangan cukup hangat. Namun menurutnya, hal itu tidak lebih penting dari divestasi.

“Smelter ini sangat penting, jauh lebih penting dari bicara Divestasi karena dengan Smelter, semua akan tahu sebetulnya hasil dari freeport itu sebesar apa. Karena selama ini publik bahkan negara hanya dapat berita diatas kertas tanpa pernah mengetahui hasil faktual dari Freeport.

Dengan Smleter maka semua itu akan terbuka dan Saya meyakini bahwa penerimaan negara akan meningkat setidaknya Dua kali lebih besar.” Ferdinand menghimbau tidak perlu ngotot tentang Divestasi karena memang kemampuan keuangan kita sedang tidak mampu untuk divestasi saham.

“Lihat saja Divestasi yang ditawarkan Tahun lalu sebesar 10 persen tidak mampu kita selesaikan hingga sekarang. Itu masih 10 persen, bukan 51 persen. Lantas mengapa sebegitu ngotonya terhadap Divesatsi itu? Adakah pihak lain yang sudah mengintip dibalik layar seperti dugaan banyak pihak selama ini bahwa Cina sedang mengintip divesatsi ini?

Jangan sampai kita lepas dari mulut harimau masuk mulut buaya. Jangan karena kepentingan biaya logistik 2019, nasib negara dipertaruhkan dan dibuat dagangan.” (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version