JAKARTA (voa-islam.com)- Dalam sebuah hasil investigasi, Ecoton menemukan bahwa masuknya sampah kertas impor juga disertai sampah plastik. Apakah sahabat semua mengetahui bahwa ternyata Indonesia belakangan ini kerap menerima limbah impor dari negara-negara seperti Amerika Serikat (AS), Australia, Prancis, Jerman, dan Hong Kong?
Seharusnya pemerintah sadar, negara lain mungkin bangga bisa ekspor sampah, namun seharusnya Indonesia jika tidak bisa ekspor janganlah mau menjadi TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah dari negara lain,” demikian kata Gerindra, kemarin, di akun Twitter resmi miliknya.
Masih banyak permasalahan sampah di Indonesia yang belum beres, seperti kesadaran buang sampah pada tempatnya masih rendah, sampah di laut dan sungai masih terlihat, sangat sedikit yang kena denda jika membuang sampah tidak pada tempatnya. “Jangan berdalil 'sampah bisa didaur ulang' lantas membuat kita menjadi tong sampah bagi negara-negara lain.
Persoalan sampah di negeri sendiri saja masih banyak dan belum terselesaikan, apakah kurang sampah di negeri ini sehingga sampah pun kita harus impor?” Persoalan sampah impor tidak hanya dilihat dari banyaknya kapasitasnya yang masuk yakni sedikitnya 300 kontainer setiap harinya menuju ke Jawa Timur.
Namun terdapat kontainer impor sampah bermasalah. Tidak hanya Jawa Timur, di Batam kepulauan Riau juga mengalami hal serupa ditemukan 65 kontainer impor bermasalah. Persoalan sampah lokal yang belum beres ditambah lagi maraknya sampah impor sungguh membuktikan bahwa bangsa kita lemah baik dalam maupun luar.
Indonesia di lokal lemah wibawanya terhadap para pengusaha/perusahaan yang mengordernya apalagi adanya impor sampah ilegal. “Di luar pun Indonesia lemah posisinya dalam kancah politik dan ekonomi Internasional, menjadikan negara sendiri TPA negara maju. Padahal, sebagian negara lain di Asia Tenggara pun sudah mulai menyetop impor sampah.”
Seharusnya, kata Gerindra, pemerintah tegas menolaknya, bisa dengan mencabut izin impor. Impor sampah tidak perlu karena sampah lokal pun masih bisa diberdayakan.
(Robi/voa-islam.com)