View Full Version
Selasa, 09 Jul 2019

Mantan Ketua PPP Solo Sebut Ulah Parpol Minta Menteri Tak Etis

SOLO (voa-islam.com) - Mantan ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Solo Hasan Mulachela mengkritik sejumlah elit dan partai politik yang meminta jatah menteri pada Presiden Joko Widodo. Menurutnya, meminta jatah kursi ke presiden itu tindakan tidak etis.

Mantan anggota DPRD Solo dua periode ini melakukan aksi tunggal di Plasa Manahan Solo, Selasa hari ini (9/7/2019). Di bawah patung Soekarno Membaca, Hasan membentangkan spanduk bertuliskan 'Elit Parpol dan Ormas Jangan Jegal Hak Prerogatif Presiden'.

Hasan menyatakan merasa geram atas ulah elit parpol dan ormas. Pasalnya mereka tidak berlaku etis karena meminta jatah kursi kabinet di depan umum, baik di media televisi maupun media cetak.

"Harusnya mereka meminta secara langsung pada presiden. Bertemu dengan baik, melakukan lobi-lobi," ucap Hasan saat ditemui usai aksi, Selasa hari ini.

Menurut dia, tindakan elit parpol dan ormas yang berbicara di media massa itu juga tidak mendidik. Langkah itu, kata Hasan, menyalahi kebiasaan dalam penyusunan kabinet.

"Kalau dalam kabinet melibatkan ormas dan tokoh parpol kan sudah biasa. Lumrah terjadi karena memang presiden memerlukan tokoh-tokoh yang membantunya. Namun kalau mereka merongrong terus dan meminta pada presiden, itu yang tidak etis," ucapnya.

Apalagi, menurut dia, penyusunan kabinet merupakan hak prerogatif presiden. Dia khawatir jika para elit partai dan ormas meminta jatah menteri secara terbuka, hoaks dan kekacauan di masyarakat akan muncul dan akan membawa perpecahan bangsa.

"Setelah putusan MK mengenai hasil presiden kan semua pihak menginginkan adanya persatuan dan kesatuan kembali. Tapi malah segelintir elit parpol dan ormas ini membuat manuver seperti itu," ucapnya.

Hasan justru mengapresiasi PDIP dan Golkar yang tenang dalam menyikapi penyusunan kabinet. Padahal kedua parpol ini mendapat suara paling banyak di pemilu lalu.

"Yang saya heran, Golkar dan PDIP yang dapat suara terbanyak justru tidak celometan," ucapnya.[gatra/fq/voa-islam.com]

 


latestnews

View Full Version