View Full Version
Kamis, 25 Jul 2019

Kekalahan Prabowo di Pilpres dan Sejarah Jepang-AS (4-habis)

JAKARTA (voa-islam.com)- Selain Hideyoshi, Pak Prabowo juga melihat ada sikap kesatria di sejarah Amerika. Cerita tentang Abraham Lincoln. Begitu menang menjadi Presiden, Lincoln mengajak lawan-lawannya masuk kabinet. 

Salah satu lawannya yang paling terkenal adalah Seward. Seward terkenal paling benci dengan Abraham Lincoln. 

Suatu saat Abraham Lincoln muda meminta bertemu dengan Seward di kantor Seward. Lalu sekertarisnya berkata, "Sir, there's a man named Abraham Lincoln asking to see you."

Seward menjawab, "Tell the monkey to go away." Lincoln mendengar itu. Tapi dalam pemilu, Lincoln yang menang. Lincoln mengajak Seward masuk kabinet. 

Di Amerika, setelah posisi wapres, yang terpenting adalah posisi Secretary of State. Menlu urutan ketiga tertinggi. Kemudian Seward berkata, "Kenapa Anda ajak saya masuk kabinet? Anda tahu saya sangat tidak suka dengan anda. Sekian puluh tahun kita sudah menjadi lawan."

Lincoln menjawab, "Yes, i know you don't like me, and i don't like you either. But, i know you love USA and i love USA also. We both love USA, why can't we cooperate? I ask you to join my cabinet, cause I know you are a tough opponent. So if I do something wrong, you correct me. If i have people who always says yes and agree, then USA will not get the best decision to make."

Inilah pelajaran kesatria yang hebat. Kenapa Jepang dan Amerika sekarang jadi negara yang besar? Karena ada sikap pemimpinnya seperti itu. Hideyoshi kepada Leyasu, "Kamu tidak suka sama saya, saya tidak suka sama kamu, tapi kita sama-sama cinta Jepang."

Abraham Lincoln juga begitu kepada Seward, "You don't like me, i don't like you either, but we love USA."

Inilah tradisi yang Pak Prabowo ingin kembangkan. Mungkin kita berbeda, tapi kita sama cinta Republik Indonesia. Sikap-sikap pendekar yang kami sebutkan barusan diajarkan secara turun temurun di setiap perguruan pencak silat di Indonesia. 

Selain itu, pak Prabowo juga menemukan sikap-sikap ini disampaikan di buku 'the Swordless Samurai' karya Kitami Masao, dan juga 'Warrior of the Light' karangan Paulo Coelho.

Sampai-sampai, dalam beberapa kesempatan, saat Pak Prabowo ditanya "Seperti apa Prabowo?" oleh wartawan asing, Pak Prabowo balik bertanya: 

"Have you read Warrior of the Light? I find myself in that book. If you want to know me, then you have to read that book." 

Ada sekian banyak sikap warrior of the light, sikap pendekar di jalan yang terang, yang ditulis oleh Paulo Coelho di bukunya. Seorang warrior of the light menjauh dari jalan yang gelap, jalan yang penuh keserakahan, kedengkian, iri hati, fitnah, kekejaman, dan kecurangan.

Pendekar juga:

- "In order to have faith in his own path, he does not need to prove that someone else's path is wrong"

- "Warriors of the light are not perfect. Their beauty lies in accepting this fact and still desiring to grow and to learn"

- "The Warrior of the Light is a believer. Because he believes in miracles, miracles begin to happen. Because he is sure that his thoughts can change his life, his life begins to change"

- "A warrior can't lower his head - otherwise he loses sight of the horizon of his dreams."

(Habis)

*Gerindra on Twitter


latestnews

View Full Version