JAKARTA (voa-islam.com)- Seorang wartawan senior, sekaligus pembawa acara populer ILC, Karni Ilyas mengomentari pertemuan Prabowo Subianto dengan Megawati Sukarnoputri. Salah satunya terkait arah atau peta perpolitikan pascapertemuan dua tokoh tersebut yang kemungkinan akan berubah.
Semakin rumit mambaca peta politik Indonesia. Bagaimana membaca pertemuan Megawati dan Prabowo?” tulisnya, kemarin, di akun Twitter pribadinya @karniilyas.
Dari cuitannya itu, banyak warganet yang merespon. Namun ada yang menarik, yakni salah satu sahabatnya, Muhammad Said Didu yang ikut mengomentari cuitannya itu.
“Justru semakin jelas bahwa suara pendukung hanya diartikan sebagai angka untuk ‘diperdagangkan’,” katanya, Kamis.
Karni kembali mencuit. Dia menuliskan salah satu ungkapan yang menurutnya terkenal di dunia perpolitikan. “Dalam politik tidak ada teman atau musuh yang abadi. Yang ada persamaan kepentingan. Karena itu banyak tokoh yang gampang pindah partai, partai pindah koalisi. Padahal di A.S kita tdk mendengar tokoh Republik pindah ke Demokrat. Atau Demokrat koalisi dengan Republik.”
Pun dengan Said yang kembali mengomentari cuitan Karni, dengan menyindir suara rakyat yang diperdagangkan. “Itu hanya pembenaran bagi para ‘pedagang’ suara rakyat.”
(Robi/voa-islam.com)