View Full Version
Sabtu, 27 Jul 2019

Peringatan Demografi Indonesia: Peluang atau Ancaman?

JAKARTA (voa-islam.com)- Mardani Ali Sera, legislator Fraksi PKS, mengingatkan pemerintah dalam ini Presiden Jokowi-Kiai Ma’ruf pada priode ke-2 jabatannya, untuk serius mempersiapkan manajemen optimalisasi bonus demografi Indonesia memasuki era 2020-2023.

Perlu upaya serius mempersiapkan optimalisasi bonus demografi Indonesia kalau tidak bisa ini akan menjadi pisau bermata dua, peluang atau ancaman,” kata Mardani, belum lama ini.

Seperti diketahui, Indonesia akan memasuki masa puncak bonus demografi dengan proyeksi jumlah penduduk usia produktif mencapai 68 persen, atau setara dengan 200 juta orang pada tahun 2020 sampai 2023 mendatang.

Mardani memberikan kritik konstruktif dengan mengusulkan perlu adanya strategi dan perencanaan yang matang. Sarannya juga agar diampu oleh satu kementerian koordinator yang menjadi leading sector untuk mempersiapkan manajemen optimaliasai bonus demografi ini.

Menurut Mardani, ada beberapa hal yang penting untuk dipersiapkan dalam manajemen optimalisasi bonus demografi indonesia tahun 2020-2023.

“(Pemerintah) harus mempersiapkan strategi dan perencanaan yang matang lalu implementasinya perlu ditugaskan pada salah satu kementerian koordinator sehingga bisa menjadi salah satu konsenterasi strategis kebijakan pemerintah. ‘Kan sudah ada Kemenko bidang Pembangunan manusia dan kebudayaan RI misalnya, mungkin kementerian ini bisa ditugaskan,” ujarnya, seperti rilis yang di-share di akun Twitter-nya.

Beberapa startegi Yang diusulkan Mardani, yaitu: Pertama, perlu meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas agar siap menghadapi tantangan ke depan, terutama perubahan teknologi yang begitu pesat. PR negara meningkatkan angka usia pendidikan di Indonesia karena berdasarkan data 2010-2014 yang masih didominasi oleh tingkat lulusan pendidikan SD dan SMP.

Kedua, pendidikan di indonesia terutama pendidikan tinggi dan vokasi, harus linear dengan kebutuhan industri 4.0. Artinya kualitas SDM yang dicetak harus memiliki soft skill dan bisa berbahasa asing.

Ketiga, negara harus memberi kepastian pekerjaan bagi generasi muda ke depan karena salah satu isunya adalah pengangguran dan sulitnya didapatkan. Anak muda tidak memerlukan belas kasihan melainkan perlu diberikan peluang seluas-luasnya. Pemerintah harus menyadari di tahun 2024 merupakan era nya mereka

Keempat, yang tidak kalah penting adalah mempersiapkan pendidikan akhlak dan karakter kepada generasi muda sekarang agar kuat menghadapi tantangan masa depan.

(Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version