JAKARTA (voa-islam.com)- Dalam pikiran Jokowi tidak ditemukan sebuah nilai dan cita luhur untuk membangun bangsa yang maju dan bermartabat. “Kekosongan” Jokowi membawa umat melirik Prabowo.
Apa yang dituangkan oleh Prabowo dalam Bukunya Paradoks Indonesia, maupun pidato-pidatonya mencerminkan nilai yang sangat luhur untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan dan meluruskan agenda reformasi yang sampai hari ini masih sangat jauh dari harapan. Bertemulah gagasan dengan gagasan.
Bukan hanya gagasan kebangsaan, seperti memajukan kehidupan bangsa dan mewujudkan kesejahteraan umum.
Lebih jauh lagi Prabowo tampil membela ulama, umat dan rakyat yang sedang dizalimi dengan ketidakadilan hukum. Lewat partai yang dipimpinnya, Prabowo memberikan sikap yang jelas dan keberpihakannya kepada rakyat.
Bertemunya ide dan cara pandang inilah yang mendorong semua elemen bangsa untuk bersama dalam memenuhi segala harapan kolektif, yaitu berjuang dibarisan terdepan untuk memenangkan Prabowo. Semua bersatu dalam satu panggilan yaitu memenangkan Capres Pilihan Ulama, umat dan Rakyat.
Tetapi takdir berbicara lain, kemenangan rakyat dan umat masih tertunda.
(Bersambung)