JAKARTA (voa-islam.com)- Pemerintahan Jokowi tampaknya kurang peka. Kurang peka terhadap kesehatan masyarakat Indonesia. Jokowi malah tampak peka terhadap pemindahan Ibu Kota dari Jakarta ke Kalimantan. Tampak sama sekali tak peka atas kesehatan masyarakat banyak. Ditambah lagi, ada isu bahwa untuk membantu keuangan BPJS Kesehatan, menterinya malah meminta bantuan ke perusahaan Cina.
Menurut Hidayat Nur Wahid, alangkah elok jika pemerintah melihat kepentingan BPJS Kesehatan lebih daripada pemindahan Ibu Kota yang tentunya memaka biaya tidak sedikit. Lebih baik untuk menanggulangi BPJS Kesehatan daripada pemindahan Ibu Kota.
Seandainya Pemerintah lebih kedepankan kepentingan Rakyat banyak, maka kalaupun pemerintah punya anggaran yang agak longgar, mestinya dipergunakan untuk selesaikan masalah yang mendesak seperti soal BPJS ini. Itu lebih diperlukan masyarakat menengah ke bawah, ketimbang pemindahan Ibu kota,” katanya, di akun Twitter pribadi milikknya, Sabtu.
Pernyataan HNW mengomentari cuitan ekonom Rizal Ramli dengan bunyi sebagai berikut: “Masak sih soal BPJS aja minta bantuan China. Segitu tidak kreatifnya atau ada “udang di balik batu”. Ntar semua data2 kesehatan rakyat Indonesia ada di Beijing. Kayaknya ada yg pantas dapat gelar “Dubes Kehormatan Tiongkok di Indonesia” deh.”
Cuitan atau komentar Rizal itu berasal dari status Muhammad Said Didu yang berbunyi:
“Bagi pak Menkomaritim, sepertinya setiap masalah yg dihadapi bangsa solusinya hanya satu yaitu minta "bantuan" dari China. Kereta Api cepat, listrik, Garuda, BPJS, tenaga kerja dll semua dimintakan "bantuan" dari China oleh beliau. Sdh nyerah shg semua minta ke China?”
(Robi/voa-islam.com)