JAKARTA (voa-islam.com)- BPJS Kesehatan yang diberitakan tengah defisit terkait keuangannya kini tengah menjadi buah bibir. Tidak sedikit rumah sakit yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan menjerit soal itu.
Namun sebetulnya bukan saja soal itu saja, melainkan ada soal lain yang baru-baru ini menjadi polemik di tengah masyarakat, yaitu sebab adanya wacana akan dibantu oleh perusahaan Cina. Dan boleh jadi juga bukan soal defisit yang menjadi sorotan utama, melainkan juga adanya kekhawatiran publik akan data pribadi seluruh rakyat Indonesia di tangan perusahaan Cina tersebut jika terealisasi.
Kekhawatiran ini juga dirasakan pengamat Muhammad Said Didu. Justru ia tampak khawatir sekali jika pada akhirnya Indonesia akan dijadikan negara bagian negeri tirai bambu tersebut bila wacana tersebut berjalan.
Peserta BPJS lebih dari 200 juta atau hampir seluruh penduduk Indonesia. Jika IT BPJS kesehatan diserahkan ke China artinya data pribadi dan data dasar kemampuan ekonomi hampir seluruh penduduk Indonesia diserahkan ke mereka. Mau jadi negara bagian China?” katanya, baru-baru ini.
Sebelumnya ia merasa heran dengan salah satu pejabat atau menteri Jokowi. Keheranannya ini disebabkan adanya keinginan berutang ke negeri Cina untuk membantu BPJS Kesehatan.
“Saya heran ide Menkomaritim bahwa China ingin bantu BPJS. Padahal menurut aturan BPJS kesehatan tidak boleh ngutang. BPJS bukan bentuk perusahaan dan sumber dana BPJS bersumber dari iuran. Terus masuknya dari mana? Apa aturan tentang BPJS mau diubah?” kritiknya, kemarin, di akun Twitter pribadinya.
Said pun mempertanyakan nasionalis Menkomaritim yang dipimpin oleh Luhut tersebut. "China lagi. Bapak ini pejabat Indonesia atau China?” katanya, ketika merespon berita di salah satu media dengan judul: “Luhut: Perusahaan Asuransi China Siap Bantu BPJS Kesehatan”.
Said merasakan, bagi Menkomaritim, sepertinya setiap masalah yang dihadapi bangsa solusinya hanya satu yaitu minta "bantuan" dari China. Mulai dari Kereta Api cepat, listrik, Garuda, BPJS, tenaga kerja dan lain-lain semua dimintakan "bantuan" dari China oleh beliau.
“Sudah nyerah sehingga semua minta ke China?”
(Robi/voa-islam.com)