View Full Version
Rabu, 28 Aug 2019

Kekurangan Air karena Hutan Tak Diperhatikan

JAKARTA (voa-islam.com)- Kemarau panjang membuat beberapa daerah dilanda krisis air bersih. Warga yang terdampak krisis tersebut harus mencari air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Krisis air bersih ini pun berpotensi akan meluas ke daerah lain. Seperti di Provinsi Lampung, warga di Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu tidak bisa lagi mendapat air dari sumur galian dikarenakan sumurnya kering. Begitu juga dengan warga di Desa Banjar Sari yang sudah mengalami kekeringan selama 2 bulan.

Warga-warga tersebut setiap harinya harus mengangkut air bersih menggunakan jerigen. Warga juga terpaksa menahan diri untuk tidak mandi karena mengutamakan air bersih tersebut untuk kebutuhan masak dan minum. 

Hal serupa juga dialami warga di Provinsi Gorontalo, di sana warga Desa Pontolo Atas sudah mengalami kekeringan dan krisis air bersih selama 5 bulan.

Mundurnya musim hujan membuat sumber air baku di berbagai daerah terus mengalami penurunan. Seperti tinggi air di Situ Cipanunjang dan Cileunca di Pengalengan yang sudah jauh di bawah normal. Penurunan volume air di Situ Cipanunjang berada diangka 10,53 meter, sedangkan di Situ Cileunca 6,85 meter dari kondisi normal. Terjadi penurunan 39 meter setiap harinya.

Jika tidak ada hujan dalam satu bulan ke depan di Bandung Raya akan berdampak pada pengaliran air kepada pelanggan. PDAM berpotensi kehilangan kapasitas produksi hingga 1.800 Liter per detiknya atau 60 persen dari total produksi normal. Begitu juga di Waduk Gesek di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau yang menjadi sumber air PDAM Tirta Kepri juga mengalami kekeringan. Sisa volume air di Waduk Gesek tinggal 75 cm.

@infoBMKG menyatakan bahwa siklus kemarau panjang akan berlangsung dari Agustus-September 2019 dan kemarau kali ini diperkirakan akan lebih kering lantaran adanya fenomena El Nino. Bantuan air bersih sudah dilakukan baik dari pemerintah daerah hingga pemerintah pusat, namun banyak daerah yang belum mendapatkan bahkan harus swadaya dalam mendapatkan air bersih.

Perubahan iklim, rusaknya hutan hingga alih fungsi hutan menjadi pemicu berkurangnya ketersediaan air tanah. Perlu adanya kesadaran dari semua pihak bahwa akan adanya ancaman krisis air bersih. Jika kita tidak bijak dalam menggunakan dan mengolah sumber daya air di Indonesia.

*DPP Gerindra on Twitter


latestnews

View Full Version