JAKARTA (voa-islam.com)- Paul Joseph Goebbels, salah satu menteri di era Nazi di tahun 1942 pernah mengeluarkan ungkapan yang hingga saat ini menjadi populer di dunia perpolitikan. Ungkapan itu adalah, “Sebarkan kebohongan berulang-ulang kepada publik. Kebohongan yang diulang-ulang, akan membuat publik menjadi percaya dan kebohongan yang paling besar ialah kebenaran yang diubah sedikit saja”.
Ungkapan itu pun bisa jadi, apa yang disebut oleh Dahnil Anzar Simanjuntak sebagai salah satu merendahkan kapasitas intelektual dan nalar sehat, apalagi hanya karena membenci rival, yang kemudian menutup mata terhadap kebohongan yang berulang-ulang tersebut.
“Bahkan menyebut kebohongan itu sebagai orang baik,” katanya, kemarin. Apalagi, kata Dahnil, bukan kali ini saja “dia” berbohong: sudah berulangkali. Sehingga lucu kalau “kalian” berharap “dia” berpihak.
Wong dia yang mengirimkan kuda troya,” cuitannya.
Dahnil mengingatkan agar jangan sampai ketika dulu menyebut “dia” orang baik, lantas sekarang bersuara lantang disebut sebagai orang yang objektif karena mengkritik “dia”. Sementara, mereka yang terus lantang disebut sakit hati.
“Padahal sejak awal tahu dia tukang bohong bukan orang baik. Ini yang mau diluruskan.”
(Robi/voa-islam.com)