JAKARTA (voa-islam.com)- AKtivis senior Rizal Ramli menyebut polisi di Indonesia tidak profesional dalam menghadapi pendemo. Berbeda dengan polisi di Hongkong, yang disebutnya profesional karena tidak ada korban yang berjatuhan.
Polisi Hongkong profesional. Di Indonesia banyak korban. Polisi tidak profesional, brutal, pukul mahasiswa kaya gebuk maling,” katanya membandingkan, Kamis (26/9/2019).
Padahal, kalau ia lihat, protes di Hongkong itu sudah terjadi berbulan-bulan. Tapi tidak ada korban yang berjatuhan.
Ia pun mempertanyakan profesionalitas Kapolri terkait penggunaan anggaran untuk menghadapi pendemo. Apalagi bila dilihat anggaran untuk Polri itu cukup besar, yang seharusnya tidak sampai seperti ini.
“Mas Tito, kok budget segitu besar hasilnya begini? Gusdur pisahkan Polri dan TNI, kok gini?”
Setidaknya berhari-hari demo dilakukan. Di DPR RI dan lainnya (DPRD, red.). Dari mahasiswa, influencer, kelompok tani, hingga pelajar STM.
Korban yang berjatuhan tidak sedikit. Macam-macam penyebabnya. Ada yang karena tembakan gas air mata, kena pukulan, hingga dipukuli. Bahkan ada yang sempat koma, seperti yang dialami oleh mahasiswa Al-Azhar.
Setidaknya mereka (pendemo) serentak menuntut hal yang sama: soal RKHUP dan soal UU KPK hasil revisi. Juga menyoal RUU lainnya.
(Robi/voa-islam.com)